Jakarta (ANTARA News) - Kekhawatiran masih tingginya laju inflasi mengakibatkan kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Senin sore melemah, sehingga pelaku lokal masih melepas rupiah, meski mata uang Amerika Serikat itu di pasar global melemah terhadap yen. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp9.160/9.165 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.148/9.153 atau turun 12 poin. Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, mengatakan, pelaku pasar lebih cenderung membeli dolar AS ketimbang rupiah, karena mereka khawatir dengan inflasi yang diperkirakan akan dapat mencapai 12 persen yang saat ini telah mencapai 11,85 persen (year on year). Selain itu pelepasan rupiah itu untuk mencari untung, setelah beberapa hari lalu menguat, ujarnya. Rupiah sebelumnya sempat menguat hingga di bawah angka Rp9.150 per dolar AS (Rp9.147 per dolar AS), namun kenaikan itu tidak berlangsung lama yang terpicu oleh data sektor penjualan perumahan AS yang terus merosot. Posisi rupiah pada level itu kembali melemah, karena harga minyak mentah dunia yang semula merosot kembali membaik mendorong pelaku asing membeli dolar AS dan diikuti oleh pelaku lokal, katanya. Menurut dia, tertekannya rupiah itu juga karena Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan akan masuk pasar untuk mengurangi tekanan negatif terhadap rupiah akhirnya tidak jadi, karena BI menilai tekanan pasar yang muncul itu tidak besar. Apalagi, lanjut Rully Nova, posisi rupiah saat ini dinilai masih stabil karena berada di bawah angka Rp9.200 per dolar AS yang memang diinginkan otoritas moneter (BI). (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008