Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengungkapkan, PT Pertamina (Persero) berpeluang besar ditunjuk kembali sebagai pelaksana distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun 2009. Anggota BPH Migas Agus Budi Hartono di Jakarta, Senin mengatakan, selain Pertamina, belum ada badan usaha lain yang memenuhi kemampuan sesuai yang dipersyaratkan sebagai pelaksana distribusi BBM bersubsidi. "Masih berat bagi perusahaan lainnya. Dengan kondisi sekarang ini, memang Pertamina yang berpeluang besar," katanya. Menurut dia, Pertamina selain memiliki pengalaman, juga fasilitas yang memadai. Meski demikian, lanjutnya, bisnis BBM bersubsidi akan semakin tidak menarik, sebab secara bertahap pemerintah mengurangi volume BBM bersubsidi. Setiap tahun, konsumsi BBM mencapai sekitar 60 juta kiloliter yang 40 juta kiloliter di antaranya bersubsidi. Kuota BBM bersubsidi 2009 yang kini masih dalam pembahasan pemerintah dan DPR adalah sebesar 36,85 juta kiloliter dan alpha (biaya distribusi dan marjin) 8,36 persen. Volume tersebut terdiri dari premium 19,44 juta kiloliter, minyak tanah 5,8 juta kiloliter, dan solar 11,61 juta kiloliter. Sedang, konsumsi BBM bersubsidi 2008 diperkirakan 38,92 juta kiloliter yang terdiri dari premium 19,47 juta, minyak tanah 7,56 juta, dan solar 11,89 juta. BPH Migas telah mengundang 27 badan usaha yang telah memiliki izin pendistribusian BBM guna mendapat penjelasan mekanisme penyediaan BBM bersubsidi tahun 2009. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008