Bekasi (ANTARA News) - Hujan deras yang melanda Kota Bekasi semalam, mengakibatkan dua ruang laboratorium yang baru dibangun dan dalam tahap penyelesaian di lantai dua SMPN-1, Kota Bekasi runtuh sekitar pukul 00.10. WIB.Ruang laboratorium Fisika dan Multi Media itu dibangun pada 2007 oleh PT Mahesa Kurnia Sejahtera dengan anggaran sebesar Rp223.442.000, kata Kepala Tata Usaha SMPN-1, Kota Bekasi, Usman di ruang kerjanya. Runtuhnya konstruksi bangunan sekolah menggunakan rangka baja ringan itu, mengakibatkan, empat pekerja bangunan tertimpa genteng dan menderita luka ringan. Kejadian itu bermula ketika, enam pekerja bangunan tertidur pulas di ruang laboratorium mendadak terbangun karena tertimpa genteng yang berjatuhan, bersamaan dengan runtuhnya bangunan. "Saya lupa nama para pekerja bangunan yang tidur di ruang laboratorium itu. Ada yang luka luka tapi ringan tertimpa genteng saat konstruksi atap ambruk," kata Usman. Konstruksi atap yang terbuat dari baja ringan bengkok dan sebagian besar patah tidak kuat menahan beban berat genteng serta guyuran hujan deras, sehingga runtuh. Dua ruang laboratorium yang masih dalam tahap kedua penyelesaian oleh CV Zamrud Permata Prima, menelan biaya sebesar Rp174.461.000 dari APBD 2008 Pemkot Bekasi. Ia menyebutkan, luas bangunan ruang laboratorium Multi Media 96 meter persegi, sedangkan luas ruang laboratorium Fisika yakni 120 meter persegi. Salah seorang pejabat Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi, Aritonang ketika meninjau SMPN-1 di jalan KH Agus Salim, Bekasi mengatakan, konstruksi bangunan tidak kuat menahan beban berat genteng.Menanggapi runtuhnya dua ruang laboratorium SMPN-1 itu, anggota DPRD Kota Bekasi, Mohamad Affandi mengatakan, prihatin dan minta polisi segera melakukan pengusutan penyebab musibah tersebut. Kemungkinan penyebab runtuhnya bangunan karena pelaksana proyek menyalahi bestek dan penyimpangan anggaran untuk mengeruk keuntungan, sehingga kualitas bangunan tidak sesuai ketentuan. "Saya mendesak kepolisian melakukan penyelidikan penyebab runtuhnya kontruksi dua ruang laboratorium itu. Kalau ada indikasi korupsi oleh kontraktor atau mungkin pejabat instansi terkait segera diusut melalui jalur hukum," ujarnya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008