Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berupaya mencari solusi terkait masalah gula rafinasi sehingga petani tebu tidak dirugikan. "Itu sedang kita cari solusinya," kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurthi di Gedung AA Maramis Departemen Keuangan, Jakarta, Senin. Ia menyebutkan, pihaknya akan segera mengkoordinasikan upaya mencari solusi terkait masalah itu secepatnya. "Kita akan lihat bagaimana koordinasinya agar supaya petani tidak marah dan membakar tebu seperti di Jember, dan buang gula ke jalanan di Madiun," katanya. Sebelumnya diberitakan petani tebu di wilayah PTPN XI Jawa Timur membuang gula pasir ke jalan di samping Pabrik Gula (PG) Pagotan Kabupaten Madiun sebagai bentuk protes atas maraknya gula impor dan rafinasi di pasaran yang mengakibatkan gula produksi petani tidak laku. Gula rafinasi merupakan gula mentah yang seharusnya digunakan hanya untuk kalangan industri makanan dan minuman. Menurut Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) PG Pagotan, Sudira, ada 180.000 ton gula yang menumpuk di empat gudang di PG Pagotan. Gula itu bukan hanya gula hasil giling tahun ini, tetapi ada pula gula hasil musim giling tahun sebelumnya. Sementara Wakil Ketua APTRI wilayah PTPN XI Edi Sukamto menyebutkan, sekitar 70 persen dari hasil giling 37 pabrik gula di wilayah Jatim dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan luar Jawa sementara sisanya untuk pulau Jawa. Berdasar data yang diperolehnya, di pasaran kini terdapat 1,9 juta ton gula rafinasi yang diimpor oleh pabrik gula rafinasi dan 685.000 ton gula rafinasi diimpor oleh industri makanan dan minuman. Sementara produksi petani mencapai sekitar 2,9 juta ton plus sisa 2007 sebanyak sekitar 1,3 juta ton. Adapun kebutuhan nasional mencapai sekitar 4,1 juta ton. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008