Jakarta, (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Senin pagi, turun menembus angka Rp9.150 per dolar AS karena pelaku pasar membeli dolar AS dan melepas rupiah untuk mencari untung. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merosot menjadi Rp9.160/9.165 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.148/9.153, atau melemah 12 poin. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta mengatakan, rupiah dinilai masih stabil karena posisinya masih di bawah angka Rp9.200 per dolar AS. Posisi rupiah yang terkoreksi hari ini tidak perlu dikhawatirkan, setelah pada hari sebelumnya menguat hingga berada di bawah angka Rp9.150 per dolar AS, katanya. Menurut dia, aksi profit-taking pelaku pasar terhadap rupiah tidak besar, karena pelaku pasar sangat hati-hati untuk melepasnya akibat merosotnya mata uang asing tersebut di pasar global. "Kami optimistis rupiah akan kembali membaik apabila tekanan jual itu tidak berlanjut, karena tidak ada sentimen negatif yang muncul di pasar," katanya. Pelaku pasar, lanjut dia, juga sedang memfokuskan perhatian pada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai laju inflasi Agustus yang akan diumumkan nanti siang. Apabila laju inflasi Agustus 2008 lebih besar dibanding Juli, maka pergerakan rupiah akan berdampak negatif, ucapnya. Kondisi ini juga akan memicu Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) yang saat ini telah mencapai 9 persen, ujarnya. Rupiah pada sore nanti diperkirakan akan dapat menguat, apabila Bank Indonesia (BI) masuk ke pasar dengan melepas dolar AS, sehingga tekanan pasar agak berkurang bahkan bisa memicu rupiah menguat. Karena tekanan pasar terhadap rupiah pada saat ini tidak begitu besar. Jadi peluang rupiah untuk menguat cukup besar, ucapnya.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008