Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik hampir satu dolar AS di perdagangan Asia, Senin, akibat Badai Gustav telah memaksa tutup hampir seluruh produksi minyak di Teluk Meksiko, kata para analis. Sebagaimana dilaporkan AFP, kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Oktober, naik 84 sen menjadi 116,30 dolar AS per barrel dari penutupan 115,46 dolar AS ketika perdagangan tutup pada Jumat di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober naik 72 sen menjadi 114,77 dolar AS dari 114,05 dolar AS di London pada Jumat. Sekitar seperempat produksi minyak AS berasal dari Teluk AS dan pejabat mengatakan pada hari Minggu bahwa lebih dari 96 persen produksi minyak Teluk dan 82 persen produksi gas alam telah dihentikan akibat serangan topan. Angin topan dengan kekuatan pada kategori empat dengan kecepatan angin 150 mil (242 kilometer) per jam itu diramalkan akan menyerang wilayah Pesisir Teluk awal pekan ini, terutama kota New Orleans di negara bagian Louisiana. "Itu seluruhnya tentang Gustav," kata Tony Nunan, dari perusahaan minyak internasional Mitsubishi Corp`s di Tokyo. Namun ia mengatakan, kenaikan harga dibatasi oleh kekhawatiran tentang pelambatan ekonomi global dan turunnya permintaan minyak. Harga minyak dunia telah menyusut dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS per barrel awal Juli setelah menembus 100 dolar AS pada awal tahun ini. Jika fasilitas minyak bertahan tidak rusak akibat badai, harga minyak dapat cenderung terus turun mendekati 100 dolar AS. Tetapi, kerusakan pada skala Badai Katrina tiga tahun lalu, dapat mendorong harga melonjak menjadi 120 dolar AS, kata dia. Ancaman Gustav mengingatkan serangan Badai Katrina dan Rita pada 2005 yang merusak atau menghancurkan sekitar 165 dari sekitar 4.000 anjungan minyak di Teluk. Raksasa energi AS ExxonMobil, Minggu, mengatakan telah menyelasaikan persiapan mengantisipasi serangan badai pada operasional minyak dan gas di pesisir Teluk. Para pekerja di anjungan lepas pantai telah dievakuasi, kata perusahaan. "Kami juga memindahkan personil dari fasilitas darat mengantisipasi mendekatnya basai," kata perusahaan dalam sebuah pernyataannya, menambahkan perseroan diperkirakan terus memasok para pelanggannya. Satu dari kilang minyaknya, di Chalmette Louisiana ditutup namun kilang Exxon lainnya dan pabrik kimia di pesisir Teluk masih beroprasi pada Minggu, kata ExxonMobil. Sebagai tambahan, Shell menutup fasilitas lepas pantainya, dan juga menutup kilang minyak dan pabrik kimia di pesisir Teluk, sementara yang lainnya masih siaga. Grup minyak Inggris BP dan rivalnya dari AS ConocoPhillips juga mulai mengevakuasi para pekerja lepas pantai mereka. Analis industri minyak Andy Lipow yang berbasis di Houston, Texas, mengatakan akan terjadi gangguan pasokan, "tetapi kunci utama adalah cara untuk secepatnya industri dapat pulih kembali." Lipow mengatakan industri minyak sekarang lebih siap menghadapi badai, baik untuk fasilitas lepas pantai maupun darat.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008