Padang (ANTARA News) - Kain tenun tradisional Songket Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), disebut sebagai salah satu tenun terbaik di dunia, namun sudah sangat langka dan ada tersimpang di Museum Tekstil di California, Amerika Serikat, Belanda dan para kolektor.
Pernyataan itu, disampaikan peneliti sekaligus kolektor kain tenun tradisional dunia asal Swiss Ben Hard, kata Direktur Biro Perjalanan Wisata "Sumatera and Beyond", Ridwan Tulus kepada ANTARA di Padang, Minggu.
Hal itu disampaikannya, saat mendampingi 15 wisatawan juga kolektor kain tenun tradisional dunia dari Amerika Serikat (AS) ke Canduang, Agam, untuk mengunjungi daerah asal songket Canduang.
Ke-15 kolektor AS itu datang ke Sumbar untuk mengunjungi lokasi pembuatan tenun tradisional Minangkabau dalam paket wisata "10 days from west to north textile tour Sumatra" digelar "Sumatra and Beyond", 27 Agustus hingga 5 September 2008 di Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Ia mengatakan, informasi dari salah seorang kolektor AS itu, yakni Mary Conners asal California menyebutkan di museum tekstil dunia di California tersimpan songket Canduang, sehingga dirinya dan 14 kolektor lainnya tertarik mengunjungi Canduang.
Menurut para kolektor itu, tambahnya, songket Canduang sudah sangat langka dan termasuk yang terbaik di dunia, karena memeliki motif bercerita dan sangat sulit dalam pembuatannya.
Atas informasi ini, kata Ridwan, Sumatra and Beyond optimis paket wisata "10 days from west to north textile tour Sumatra" akan sangat menarik bagi kolektor dunia untuk mengunjungi Sumbar.
"Ini potensi wisata luar biasa yang selama ini belum tergarap dan calon wisatawannya cukup banyak, terutama dari AS dan Eropa berupa para kolektor yang merupakan kalangan ekonomi papan atas," tambahnya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008