Bangkok (ANTARA News) - Bandar udara melayani loka wisata pantai Thailand, Phuket dan Krabi, dibuka lagi pada Minggu, dua hari setelah penentang pemerintah memaksa semua penerbangan dibatalkan, kata pejabat bandar udara.Sekitar 15.000 penumpang terdampar di bandar udara di pulau wisata Phuket, Thailand selatan, mutiara kepariwisataan Thailand, sesudah pengunjukrasa menyerbu landasan pacu dan menutup pintu masuknya pada Jumat."Bandar udara melanjutkan kegiatan sekitar pukul 11.00 (11.00 WIB)," kata Vicha Neunlop, direktur bandar udara antarbangsa Phuket, naf penerbangan tersibuk kedua Thailand."Semua layanan di bandar udara sudah kembali. Pengunjukrasa mulai meninggalkan bandar udara. Tidak banyak yang tinggal sekarang," katanya kepada kantor berita Prancis AFP.Bandar udara di Phuket, Krabi dan Hat Yai dipaksa menutup pada Jumat saat pengunjukrasa, yang membuat kekacauan ke tengah Bangkok, menyebar ke loka wisata di bagian selatan negara itu. Ribuan pengunjukrasa dari Persekutuan Rakyat untuk Demokrasi (PAD) menjadikan dirinya di halaman gugus utama pemerintah Thailand di ibukota itu, menuntut Perdana Menteri Samak Sundaravej mundur. "Layanan bandar udara Krabi kembali seperti sediakala sejak Minggu pagi. Penerbangan pertama dari Bangkok sudah mendarat. Tidak ada sisa penentang sejak pagi," kata pejabat bandar udara di sana kepada AFP. Pesawat perusahaan penerbangan Thai Airways mendarat di bandar udara Phuket pada sekitar pukul 15.40 (15.40 WIB), kata pejabat bandar udara tersebut kepada kantor berita Inggris Reuters. Layanan di bandar udara Hat Yai dimulai lagi pada Sabtu. Lebih dari 500 pendukung pemerintah berkumpul di luar gedung parlemen pada Minggu menjelang sidang khusus lembaga itu mengenai unjukrasa di jalan, yang mengancam menjatuhkan Samak. Mereka memakai jalur menghindari daerah Bangkok, tempat penentang pemerintah berada, termasuk gugus kantor Samak, yang diduduki ribuan pengunjukrasa sejak Selasa, memaksa perdana menteri itu bekerja di gedung tentara. Samak tetap melakukan pidato radio mingguannya, tapi menyatakan kesabarannya habis. "Saya tidak takut, tapi cemas dengan kekacauan di negara ini," katanya, "Kami tidak dapat membiarkan penguasaan kantor pemerintah terus dilakukan tanpa waktu tak tentu tanpa melakukan tindakan." Ia terbang untuk menemui raja Bhumibol Adulyadej pada Sabtu di istana raja itu di kota pantai Hua Hin. Wartawan memperkirakan ia membuat pernyataan setiba di Bangkok, tapi ia menghindari mengeluarkan pernyataan setiba di lapangan terbang tentara. Kekerasan mencapai puncak pada Jumat ketika polisi Bangkok melepaskan tembakan gas airmata dan menembakkan peluru karet untuk menghalau serangan terhadap markasbesar mereka oleh sekitar 2.000 penentang. Kerusuhan meluas ke seluruh negara itu, dengan pengunjukrasa memaksa beberapa bandar udara ditutup pada Jumat dan serikat buruh menghentikan banyak gerakan kereta. Pasar saham anjlok 23 persen sejak unjukrasa dimulai pada Mei, di tengah kekuatiran akan kekacauan besar dan kebijakan lumpuh saat pemerintah harus memusatkan perhatian pada pertumbuhan lambat ekonomi dan inflasi paling tinggi dalam 10 tahun terahir. Enam partai dalam pemerintah gabungan menyatakan dukungan kepada Samak, yang bersikeras tidak akan mundur dan mengemukakan kepada ribuan pendukungnya dalam acara resmi pada Sabtu bahwa ia dipilih sesuai undang-undang pada Desember tahun lalu dan tidak akan tunduk pada tuntutan pengunjukrasa.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008