Yogyakarta (ANTARA News) - Ribuan warga melakukan `padusan` (ritual mandi bersama sehari sebelum bulan Puasa) di pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu.
"Ribuan orang sudah berdatangan sejak pagi, namun puncaknya terjadi pada jam 15.00 WIB hingga 18.00 WIB," kata petugas retribusi pintu masuk pantai Parangtritis, Jaka.
Kepadatan lalulintas terlihat di sepanjang jalan menuju pantai Parangtritis, terutama di Jl Parangtritis km 20, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul.
Ratusan mobil dan ribuan sepeda motor berbaris panjang karena macet, padahal pantai masih sekitar 8-10 kilometer lagi. Puluhan polisi juga berjaga-jaga di tiap perempatan dan pertigaan jalan.
Salah satu warga, Wati (21) mengatakan ia datang bersama keluarga sejak pukul 14.00 WIB, namun karena macet, ia baru sampai di pantai sekitar pukul 16.00 WIB. "Saya tinggal di Kabupaten Sleman, dan sengaja datang lebih awal, ternyata macet, sehingga perlu waktu sangat lama untuk mendapatkan tempat parkir," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Tim SAR pantai Parangtritis, Taufik M Faki mengatakan personel Tim SAR yang berjumlah 73 orang dibagi untuk mengamankan masyarakat yang melakukan ritual padusan di Pantai Parangtritis, Pantai Depok, Pantai Samas dan Pantai Pandansimo.
"Kami juga dibantu pihak kepolisian, Mapala dari uiversitas yang ada di Yogyakarta serta Polairud Polda DIY," katanya.
Taufik mengatakan Tim SAR memasang pengeras suara di beberapa titik yang ramai pengunjung untuk mengingatkan masyarakat agar tidak mandi di daerah yang berbahaya, serta memasang rambu-rambu daerah pantai yang rawan bahaya jika digunakan untuk berenang.
Taufik mengatakan personel Tim SAR juga membuat pagar betis di daerah yang terdapat palungn agar masyarakat yang akan mandi tidak mendekati kawasan berbahaya tersebut.
"Pembuatan pagar betis dengan personel Tim SAR ini efektif karena dengan himbauan melalui pengeras suara terkadang tidak dihiraukan oleh pengunjung," katanya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008