Maskapai berbiaya murah, yang telah menunggu laporan resmi tentang kecelakaan tahun lalu sebelum membuat keputusan penting termasuk penawaran umum perdana yang telah lama tertunda, berharap untuk mendanai pengiriman pesawat mendatang untuk melayani pasar yang membaik.
Laporan kecelakaan Indonesia bulan lalu berfokus pada kekurangan dalam perangkat lunak kokpit Boeing, sambil merekomendasikan pelatihan yang lebih baik di Lion Air dan perbaikan peraturan AS dan lokal.
Baca juga: Max 8 menganggur, Lion dapat kompensasi dari Boeing
"Pasar Indonesia akhirnya menunjukkan tanda-tanda stabilitas. Ini adalah saat yang tepat untuk memanfaatkan pasar," kata seorang individu yang mengetahui rencana tersebut.
Semua sumber menolak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media tentang IPO, yang akan melibatkan maskapai inti Indonesia Lion Air dan dapat digolongkan sebagai salah satu penawaran umum perdana terbesar di Indonesia.
Seorang juru bicara Lion Air di Jakarta menolak berkomentar.
Baca juga: Lion belum berencana negosiasi ulang kontrak dengan Boeing
Reuters melaporkan pada Maret bahwa Lion Air yang berusia 20 tahun, yang telah tumbuh menjadi salah satu maskapai penerbangan berbiaya murah terbesar di Asia dengan sekitar 110 pesawat, telah memulai pekerjaan pendahuluan tentang IPO dan secara tidak resmi menarik para penasihat.
Sumber itu mengatakan IPO bisa menghimpun dana antara 750 juta dolar AS hingga 1 miliar dolar AS, tetapi jumlahnya belum diputuskan.
Lion Air adalah bagian dari Lion Air Group, yang memiliki perusahaan patungan maskapai penerbangan di Malaysia dan Thailand dan juga mengoperasikan bandara di Indonesia dan fasilitas perawatan pesawat.
Garuda Indonesia yang dikelola pemerintah, yang menghasilkan laba dalam sembilan bulan pertama tahun ini, mengambil kendali operasional saingannya yang lebih kecil Grup SriWijaya akhir tahun lalu, membantunya meraih sekitar setengah dari pasar lokal.
Lion Air, yang secara kasar mengendalikan separuh lainnya, telah meraba-raba dengan penawaran saham perdana selama lima tahun terakhir, hanya untuk menyimpulkan bahwa ia dapat mendanai beberapa pesanan terbesar multi-miliar dolar yang ditempatkan bersama Boeing dan Airbus dari operasi dan pembiayaan banknya sendiri.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019