Maya nggak pernah keluar rumah, kalau mau keluar harus dipapah

Bandarlampung (ANTARA) - Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung menyerahkan bantuan kursi roda bagi penderita lumpuh Maya Sari (15) di Pasar Madang Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.

"Kursi roda yang kita berikan kepada Maya agar memudahkannya bergaul dengan teman sebayanya sebab ia sudah lama mengalami lumpuh," kata Relawan ACT Lampung Kartiah dalam keterangan tertulis, di Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan, info keberadaan Maya Sari didapatkan oleh ACT dari Pekerja Sosial Masyarakat di Kabupaten Tanggamus. Ia dirawat seadanya oleh kedua orang tuanya karena kondisi perekonomian keluarganya yang minim.

Menurut dia, saat ini keadaan Maya Sari semakin parah dan membutuhkan bantuan gizi serta pendampingan pengobatan ke Rumah Sakit.

"Ke depan ACT akan mengajak masyarakat Lampung untuk membantu pendampingan pengobatan medis tidak hanya kepada Maya sari tapi semua orang yang memang membutuhkan," kata dia.

Baca juga: ACT DIY gencarkan penyaluran beras untuk santri di DIY


Sementara itu, Madapi ayah dari Maya Sari mengatakan, anaknya tersebut lahir di Padeglang, Banten lima belas tahun yang lalu dengan keadaan normal tapi pada usia satu tahun buah hatinya mengalami sakit panas dan kejang-kejang yang menyebabkan kondisinya seperti sekarang.

"Pengobatan medis sudah kami jalani untuk Maya hingga menghabiskan harta benda dan sejak saat itu kondisi fisiknya mengalami kelumpuhan dan semakin memburuk," katanya.

Dia mengatakan, selama ini anaknya itu tidak pernah bergaul dengan temannya sebab Maya hanya bisa diam di atas tempat tidur bahkan untuk berbicara saja sulit.

Ia mengatakan, kursi roda yang diterimanya dari ACT untuk anaknya jelas akan membantunya dalam mengurus Maya.

"Saya sudah tidak bekerja lagi karena sakit batuk berdarah, bantuan kursi roda ini memang kami butuhkan karena Maya nggak pernah keluar rumah, kalau mau keluar harus dipapah," katanya.


Baca juga: GHR-ACT salurkan makanan siap santap bagi pengungsi Palestina

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019