Hal itu didasari oleh keyakinan bahwa sejumlah kebijakan ekonomi makro yang diambil pemerintah akan semakin memperkuat konsumsi domestik dan investasi

Jakarta (ANTARA) - Survei HSBC menyimpulkan bahwa perusahaan Indonesia memiliki pandangan lebih optimis ketimbang perusahaan dunia, termasuk di wilayah Asia.

Deputi Direktur Commercial Banking, PT Bank HSBC Indonesia, Anurag Saigal dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, menyampaikan optimisme itu menyangkut prospek bisnis jangka pendek, menengah dan panjang.

"Hal itu didasari oleh keyakinan bahwa sejumlah kebijakan ekonomi makro yang diambil pemerintah akan semakin memperkuat konsumsi domestik dan investasi. Demikian kesimpulan yang diperoleh dari survei terbaru HSBC," paparnya.

Ia mengemukakan survei HSBC itu bertajuk "Navigator: Now, next and how" yang mengukur sentimen dan harapan dunia bisnis di 35 pasar di seluruh dunia.

Baca juga: Survei HSBC: Pebisnis Indonesia optimistis terhadap prospek ekonomi

Ia menjelaskan navigator merangkum hasil survei komprehensif terhadap 9.131 perusahaan dari enam wilayah berbeda dan merupakan bagian dari serangkaian laporan yang dipublikasikan oleh HSBC untuk mengetahui sentimen dan melihat masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan di seluruh dunia.

"Survei ini juga mencoba melihat rencana investasi para pebisnis, bagaimana mereka mengambil keputusan-keputusan penting, melakukan berbagai perubahan, serta mengembangkan bisnis. Sebanyak 150 perusahaan dari Indonesia menjadi bagian dari sampel penelitian ini" katanya.

Ia mengatakan HSBC menetapkan kriteria pengambilan sampel, yaitu perusahaan dengan omset minimal 1,75 juta dolar AS dan batas korporasi sebesar 16,5 juta dolar AS.

Baca juga: Bank Mandiri paparkan prospek bisnis revolusi industri 4.0

"Responden merupakan para pengambil keputusan kunci dan mereka yang memiliki pengaruh signifikan dalam pengambilan keputusan di perusahaan," katanya.

Ia menambahkan survei juga menunjukkan bahwa para pengambil keputusan dari perusahaan Indonesia optimis terhadap prospek jangka pendek, menengah dan panjang.

"Responden dari negara kepulauan memiliki prospek positif untuk tahun depan, juga untuk lima tahun ke depan. Mereka juga lebih optimis tentang pertumbuhan mereka dalam 12 bulan terakhir, level yang jauh di atas rata-rata global," papar Anurag.

Ia menyarankan dengan pergeseran yang terjadi di tingkat regional dan domestik, semakin banyak perusahaan bergerak menuju era teknologi digital dan menciptakan ekosistem untuk mendukung perubahan itu, maka penting bagi pebisnis di Indonesia mengikuti perkembangan zaman.

"Teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan penjualan, dan menemukan mitra strategis yang tepat," katanya.

Baca juga: Kementan ungkap prospek bisnis bunga hias


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019