Jakarta (ANTARA) - Sha Ine Febriyanti mengaku cukup kesulitan memerankan tokoh Ratu Dara pada pementasan teater "Penembahan Reso" yang akan berlangsung pada 25 dan 26 Januari 2020 di Ciputra Artpreneur, Jakarta.
Menurut Ine, kesulitan ini muncul lantaran dia belum pernah berperan sebagai sosok yang sangat jahat. Ine mengaku tidak bisa membayangkan ada sosok seorang perempuan yang sangat kejam,
"Ratu Dara ini rada sulit karena bengisnya minta ampun, jahatnya minta ampun. Saya belum pernah bermain dengan karakter seabsurd ini. Tapi sebagai aktor saya harus bisa merasakan kebengisan ini," kata pemain film "Bumi Manusia" itu dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
"Orang jahat itu kan punya alasan. Yang saya tangkap di sini, jahat saja. Ambius, tahta segala macam, nafsunya dominan, beda banget sama saya," lanjutnya.
Untuk pendalamannya, Ine membaca naskah asli dari pementasan "Panembahan Reso" pada tahun 1986 yang berdurasi tujuh jam. Dari situ, dia mencari tahu alasan Ratu Dara bisa menjadi sosok yang sangat jahat.
"Orang jahat itu kan ada sebabnya, pemicunya ini yang nggak muncul dalam naskah yang terpotong. Saya memang harus cari tahu kenapa dia bengis banget. Paling nggak kita ngerti alasannya apa, masa lalunya apa, itu yang saya dekati, itu yang saya munculkan dalam benak dan saya desain," jelas Ine.
"Panembahan Reso" adalah mahakarya dari dramawan WS Rendra yang dipentaskan pertama kali oleh Bengkel Teater pada tahun 1986. Kini karya tersebut dihidupkan kembali dengan judul yang sama oleh Hanindawan sebagai sutradara.
Pementasan teater ini melibatkan gabungan dari seniman teater, tari dan musik dengan pemeran utama seperti Sha Ine, Whani Darmawan, Ucie Sucita, Sruti Respati, Ruth Marini, Maryam Supraba, Gigok Anugoro, Jamaludin Latif dan Dimas Danang Suryonegoro.
Baca juga: "Bumi Manusia" bikin Sha Ine Febriyanti langgar kebiasaan
Baca juga: Ine Febriyanti merasa tertantang bintangi film layar lebar
Baca juga: Ine Febriyanti stop buat film dua tahun ke depan
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019