Palu (ANTARA News) - Jaringan jalan provinsi di bagian timur Sulawesi Tengah (Sulteng) kondisinya kurun dua bulan terakhir semakin memprihatinkan, akibat terdapat banyak kerusakan kategori parah, selain putusnya beberapa jembatan rangka baja.
Kondisi demikian ini telah mengganggu kelancaran arus barang dan jasa dari wilayah barat ke timur Provinsi Sulteng, maupun sebaliknya.
Ny. Ria (45), penumpang angkutan umum dari Luwuk (ibukota Kabupaten Banggai) yang baru tiba di Palu (ibukota Provinsi Sulteng), Jumat, mengatakan sedikitnya ada empat ruas jalan yang mengalami rusak parah pada jalur Luwuk-Palu, dengan panjang total lebih 100 kilometer.
Badan jalan yang mengalami kerusakan itu, yakni terdapat pada ruas Salodik-Pagimana, Bunta-Nuhon, Nuhon-Balingara, dan Ulubongka-Tojo.
"Umumnya badan jalan pada ruas-ruas tersebut terdapat lubang menganga di mana-mana dengan kondisi cukup besar dan dalam, selain sebagiannya tertimbun batu dan kerikil yang longsor dari pegunungan. Karena itu, bila sopir kendaraan tidak ekstra hati-hati, bisa menimbulkan kecelakaan," katanya.
Bahkan, lanjut dia, pada ruas Nuhon-Balingara ada dua jembatan rangka baja putus, sehingga menumpang terpaksa diseberangkan menggunakan perahu motor ketinting milik nelayan dengan membayar biaya tambahan cukup besar (Rp25.000 hingga Rp50.000 per orang), guna melanjutkan perjalanan ke kota tujuan.
"Pokoknya perjalanan darat dari Luwuk menuju Palu (607km) saat ini dilakukan secara estafet dengan waktu tempuh hingga dua hari, padahal dalam kondisi normal hanya membutuhkan waktu paling lama 18 jam," kata dia.
Oping, sopir bus PO Honda Jaya, mengatakan kerusakan badan jalan di wilayah timur Sulteng, terutama pada ruas Luwuk sampai Poso, semakin bertambah parah terlihat kurun dua bulan terakhir yaitu akibat beruntun dihajar bencana alam banjir dan tanah longsor.
"Pemerintah daerah harus segera memperbaikinya, karena dampaknya sudah sangat menghambat arus barang dan jasa," tuturnya meminta.
Ia juga mengatakan, banyak temannya sesama sopir angkutan kota dalam provinsi dan truk angkutan barang mengeluhkan seringkali kendaraannya mengalami kerusakan, seperti subreker dan per patah, ban pecah, hingga tangki bahan bakar penyok, akibat melintasi banyak badan jalan yang rusak.
"Masalah-masalah seperti ini telah membuat biaya yang ditanggung pengusaha jasa angkutan membengkak, selain tentunya menghambat waktu perjalanan penumpang serta barang yang diangkut," katanya.
Sementara dari kota Luwuk dilaporkan, harga berbagai jenis kebutuhan pokok kurun dua pekan terakhir semakin meningkat akibat pengaruh kerusakan jaringan jalan pada ruas Poso-Luwuk.
Bahkan untuk telur ayam ras saat ini sudah dijual hingga Rp2.000 per butir (naik lebih 100 persen), karena pasokan dari Palu terhambat.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kimpraswil Sulteng, Ir Noer Mallo, mengatakan pihaknya telah memasukkan peningkatan sejumlah jaringan jalan nasional dan provinsi dalam Program Percepatan Pembangunan Sulawesi Tengah (PPP-ST), termasuk ruas-ruas jalan yang mengalami kerusakan di Kabupaten Banggai, Tojo-Unauna, dan Poso.
"Kami masih menunggu pengesahan PPP-ST yang khabarnya segera dikeluarkan dalam bentuk Instruksi Presiden (Inpres)," kata dia.
Sewaktu membuka Muktamar Besar IX PB Alkhairaat di Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Dolo--sekitar 12km selatan Palu--pada Selasa lalu (26/8), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan telah mengeluarkan Inpres No.7 Tahun 2008 tentang PPP-ST, seraya meminta semua pihak terkait untuk mencegah terjadinya penyelewengan dana dukungannya yang segera diluncurkan pemerintah pusat.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008