Beijing (ANTARA) - Pemerintah China memaklumi bahwa kesepakatan yang dicapai dalam Konferensi Tingkat Tinggi Kemitraan Ekonomi Regional secara Menyeluruh (RCEP) di Bangkok, Thailand, belum memenuhi harapan semua pihak.
"Kami memahami bahwa kemajuan yang dicapai tidak cukup memenuhi harapan semua pihak, tetapi masih bisa menginspirasi mereka berkomitmen atas prinsip-prinsip perjanjian yang ditandatangani tahun depan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang yang diterima Antara di Beijing, Selasa.
Permakluman tersebut didasari bahwa sebagai perjanjian perdagangan bebas terbesar dan paling penting di Asia-Pasifik, RCEP beranggotakan 16 negara yang terdiri dari 10 anggota ASEAN ditambah China, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, dan India.
Ia melihat RCEP mampu meningkatkan integrasi ekonomi regional dengan merajut rantai industri yang memberikan nilai tambah bagi negara anggota.
"Kemajuan penting telah dibuat dalam negosiasi RCEP. Semua pihak tetap berhubungan erat. Inilah pesan yang menggembirakan mengenai dukungan negara-negara di kawasan Asia Timur terhadap multilateralisme dan perdagangan bebas pada saat berhadapan dengan unilateralisme dan proteksionisme," ujar Geng.
Pihaknya berharap semua pihak yang berkepentingan di dalam RCEP untuk melanjutkan negosiasi yang konstruktif demi mencapai tujuan bersama yang substantif sesegera mungkin.
KTT RCEP digelar di sela-sela KTT ASEAN di Bangkok yang berakhir pada Senin (4/11) malam.
Baca juga: Lima belas negara Asia-Pasifik sepakati perjanjian dagang
Presiden Indonesia Joko Widodo sebelumnya berharap bahwa KTT RCEP di Bangkok itu dapat ditindaklanjuti dengan penandatanganan pada 2020.
Ia memahami bahwa naskah perjanjian masih belum mencakup kepentingan semua negara anggota RCEP. Namun sebagai negara koordinator, Indonesia menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas dukungan penuh dari seluruh negara RCEP selama tujuh tahun perundingan berlangsung.
Baca juga: Indonesia ingin India tetap bergabung dalam RCEP
Sementara Geng menambahkan bahwa China memandang ASEAN sebagai prioritas utama diplomasi dalam meningkatkan kerja sama Prakarsa Sabuk Jalan (Belt and Road Initiative).
Menurut dia, China telah berkontribusi dalam program pembangunan konektivitas ASEAN melalui beberapa proyeknya, di antaranya jaringan kereta api China-Thailand, jaringan kerera api China-Laos, dan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Dengan semangat Jalur Sutera, kami ingin terus bekerja sama dengan ASEAN dalam menyinergikan kebijakan pembangunan, pembangunan infrastruktur, perdagangan bebas, kerja sama keuangan, pertukaran antarmasyarakat, peningkatan kualitas, pembangunan berbasis masyarakat yang berkesinambungan, dan kemakmuran masyarakat China-ASEAN pada masa-masa mendatang," ucap Geng.
Baca juga: Presiden Jokowi berharap RCEP dapat ditandatangani tahun depan
Baca juga: Negosiasi berbasis teks telah disepakati 15 negara anggota RCEP
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019