Semarang (ANTARA News) - Bahasa gaul anak remaja Jakarta bisa memperkaya bahasa Indonesia, yang terbuka menerima unsur-unsur dari luar, sehingga keberadaannya tidak perlu dipertentangkan dengan bahasa Indonesia baku. Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Semarang (Unnes), Suseno, Jumat, mengatakan, di luar Jakarta, ragam bahasa anak baru gede (ABG) ini pun banyak digunakan remaja perkotaan. Di Semarang, misalnya, bahasa remaja gaya remaja Jakarta banyak digunakan untuk berkomunikasi, terutama di sekolah-sekolah favorit. Fenomena ini disebabkan anak-anak di perkotaan memiliki akses lebih luas pada televisi. Di samping itu, di perkotaan juga terdapat kafe, mal, dan pasar swalayan, yang komunitasnya biasa menggunakan ragam bahasa ABG Jakarta. Menurut dia, bahasa ABG yang cenderung tidak formal atau tidak baku menurut kaidah Pusat Bahasa, masih menimbulkan kontroversi, termasuk di kalangan pendidik ketika hendak diperkenalkannya di dalam kelas. "Masih banyak guru yang berpendapat bahwa bahasa ABG tidak beraturan dan tidak menunjukkan citra bahasa Indonesia yang baik dan benar," katanya. Oleh karena itu para guru di Indonesia tidak memperkenalkan bahasa ini di dalam kelas. Walaupun ranah bahasa ini tidak diperkenalkan di dalam kelas secara formal, para ABG dengan mudah memahaminya karena bahasa ini merupakan bahasa sehari-hari mereka. Mereka bisa mempelajari dari acara televisi yang lebih banyak bernuansa ABG. Karena bahasa ABG tidak dimasukkan ke dalam kurikulum, menurut dia, guru bisa memperkenalkan ranah ini secara proporsional sesuai dengan alokasi waktu dan minat para siswa, katanya. "Yang perlu disampaikan kepada siswa adalah, bahasa ABG sangat mudah untuk dipelajari karena struktur morfologi dan kalimatnya jauh lebih sederhana dibandingkan dengan bahasa Indonesia baku," katanya. Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia Unnes, Tommi Yuniawan mengatakan, bahasa Indonesia yang digunakan ABG saat ini merupakan ragam bahasa gaul yang santai. "Bahasa gaul ini merupakan bahasa sehari-hari penduduk Jakarta yang sangat kosmopolitan," katanya. Mengutip ahli bahasa Jus Badudu, ia mengatakan, ragam tersebut oleh banyak kalangan disebut ragam santai dialek Jakarta. Gaya bahasa ABG itu juga banyak digunakan siswa SLTP, SMU, dan perguruan tinggi di luar Jakarta.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008