Tingginya investasi di Kulon Progo tidak terlepas dari pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta
Kulon Progo (ANTARA) - Realisasi investasi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga triwulan III 2019 capai Rp9,1 triliun yang merupakan dampak dari pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di wilayah ini.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Kulon Progo Agung Kurniawan di Kulon Progo, Selasa, mengatakan capaian investasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp0,89 triliun berumber dari sebelas perusahaan dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp8,2 triliun meliputi PT Angkasa Pura I sebesar Rp7,56 triliun dan 32 perusahaan lainnya.
"Tingginya investasi di Kulon Progo tidak terlepas dari pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta, sehingga Kulon Progo menjadi sasaran utama berinvetasi," kata Agung.
Agung mengatakan PMA di Kulon Progo mayoritas berasal dari Korea Selatan. DPMPT Kulon Progo berusaha memfasilitasi investor dari berbagai negara, khususnya Korea Selatan.
"Investor dari Korea memiliki jaringan bisnis kuat, sehingga kalau pelayanan kami memuaskan, maka banyak investor yang masuk ke Kulon Progo," katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo mengharapkan investor dan kalangan dunia usaha yang menanamkan modal dan melakukan kegiatan usaha di Kulon Progo. Sehingga investasi akan membawa dampak positif bagi terciptanya lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
"Kulon Progo akan selalu bertumbuh seiring dengan dibukanya bandara baru di Temon dan proyek-proyek strategis pemerintah. Oleh karena itu, diharapkan kalangan investor dan dunia usaha agar secepatnya melakukan realisasi investasi," kata Sutedjo.
Ia mengatakan Pemkab Kulon Progo juga bertekad mewujudkan iklim investasi yang kondusif. "Kalau bisa dipermudah mengapa harus dipersulit. Kewenangan kami di sektor perizinan, tata ruang, izin lingkungan, kami pastikan klir. Kalau ada yang minta-minta laporkan ke saya," tegas Sutedjo.
Sutedjo menjanjikan pula ditinjau tata ruang untuk mengakomodir kepentingan dunia usaha yang ingin mengembangkan kawasan yang ramah lingkungan, lestari dan minim polutan.
Baca juga: Jumlah warga terdampak kekeringan di Kulon Progo meningkat
Pewarta: Sutarmi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019