Bandung (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meralat pemberitaan media massa yang menyebut bahwa kerugian perundingan LNG Tangguh mencapai Rp70 triliun, karena yang benar potensi kerugiannya adalah Rp700 triliun. "Potensi kerugian negara yang benar Rp700 triliun, atau 70 miliar dolar AS," kata Wapres kepada wartawan setelah meninjau pembuatan panser untuk TNI oleh PT Pindad di Bandung, Jumat. Sebelumnya diberitakan, pemerintah sedang menjajaki kemungkinan negosiasi harga gas Tangguh di Beijing yang dalam kontrak sebelumnya di zaman pemerintahan Presiden Megawati membuat Indonesia kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan sampai Rp70 triliun. Wapres mengatakan angka kehilangan itu yakni tiga miliar dolar AS per tahun yang jika dikalikan masa kontrak selama 25 tahun maka berarti kehilangan 70 miliar dolar AS atau Rp700 triliun. Menurut Wapres, formula penentuan harga gas Tangguh paling jelek dan terparah dalam sejarah perminyakan. Wapres mengatakan kesalahan kontrak adalah harga yang ditentukan ekuivalen dengan tingkat persentase tertentu pada harga minyak sangat rendah sebesar lima persen. Padahal gas Arun 30 tahun sebesar 7,5 persen dan gas Bontang 15 persen selama 25 tahun, katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008