Bandung (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meresmikan mesjid berbasis ekonomi, Mesjid Besar Ash-Shofiyah, di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jabar, Jumat. Mesjid Ash-Shofiyah cukup unik karena dibangun dengan konsep perpaduan mesjid dan kawasan pertokoan atau pasar yang menampung 323 pedagang. "Saya salut dengan konsep pembangunan mesjid ini. Islam dan perdagangan sejak dulu tidak bisa terpisahkan, dan semangat itu harus tetap dipertahankan," kata Wapres Jusuf Kalla di sela-sela penandatanganan prasasti peresmian mesjid itu. Mesjid Raya Ash-Shofiyah yang merupakan paduan antara mesjid dan pertokoan itu menurut penggagasnya H Uu Rukmana, terinspirasi oleh Pasar Seng di Makkah dan mesjid berbasis perbelanjaan di Turki. Nama Ash-shofiyah sendiri diambil dari mesjid berbasis pertokoan di Turki. Wapres menyebutkan, kehadiran mesjid berbasis pertokoan merupakan fenomena baru yang bisa diikuti di daerah lainnya. "Fenomena ini sangat unik, biasanya pasar dirobohkan dibuat mall, namun ini lahan PKL dibangun mesjid dengan pasar di atasnya. Jelas ini kebalikannya, saya salut," kata Wapres. Menurut Wapres, konsep mesjid dengan pasar atau pertokoan itu diharapkan meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat. "Fakta sejarah menunjukkan daerah yang maju perdagangannya, maka unggul pula kegiatan keagamaanya," kata Wapres. Sementara itu Ketua Panitia Pembangunan Mesjid Raya Ash-Shofiyah, H Uu Rukmana menyebutkan, Mesjid berbasis ekonomi itu dibangun dengan biaya Rp11 miliar yang dikumpulkan dari para pedagang, donatur serta sumbangan lainnya. "Lahan mesjid dan pasar ini milik pemerintah, dulunya lahan itu tempat berjualan para PKL, sekarang mereka berjualan di kios itu. Sedangkan bagian atasnya dijadikan tempat syiar Islam," kata Uu Rukmana. Hadir pula pada acara peresmian mesjid berbasis ekonomi itu Menteri Perindustrian H Fahmi Idris, Gubernur Jabar H Ahmad Heryawan, Muspida Jabar, Bupati Bandung H Obar Sobarna serta masyarakat Dayeuhkolot. (*)
Copyright © ANTARA 2008