Parepare (ANTARA News) - Korban selamat dari musibah kapal tenggelam KM Teratai Prima, Daeng Gassing (35) meratap mertuanya, Ny Daeng Sutte, karena gagal menolong anak dan mertua laki-lakinya.
"Saya gendong anakku, Irsan (8) di punggungku dan saya pegang Bapak (Mertua), Daeng Sutte (50), lalu saya berenang selama dua jam, namun badai membuat dua orang yang saya cintai terlepas dan hilang," kata Daeng Gassing usai dievakuasi di Parepare, Senin
Daeng Gassing asal Kabupaten Takalar yang ditemukan nelayan bersama empat korban selamat lainnya di atas sekoci menuturkan peristiwa tragis saat kapal KM Teratai Prima tenggelam.
Saat itu, katanya, Minggu (11/1) sekitar pukul 03.00 Wita, hujan deras dan angin kencang, kapal dihantam gelombang setinggi empat meter sebanyak tiga kali.
Anjungan kapal terangkat naik, lalu terhempas turun, kemudian kapal tenggelam ke kiri. Prosesnya hanya sekitar 10 menit, ucapnya.
Ketika proses kapal tenggelam, anak dan mertua saya pegang, melompat ke laut serta menjauh dari proses kapal tenggelam.
Selama dua jam berenang, ucapnya, anak tetap berada di atas punggung dan mertua dipegang, namun ombak setinggi empat meter kembali menerjang, sehingga anak dan mertua lepas, lalu hilang, ucapnya meratap.
"Setelah itu, melintas meja kayu, lalu saya berpegang menjadikannya alat pengapung, kemudian saya lihat ada seorang penumpang lain, lalu kami berbagi meja tersebut," katanya.
Beberapa saat kemudian, melintas sekoci kosong dan mereka pun naik berdua. "Kami juga menolong tiga orang lainnya yang tidak dikenal naik ke sekoci, lalu kami terapung-apung," katanya.
Sekitar jam 11.00 Wita (11/1) kami berlima ditemukan oleh nelayan, lalu dievakuasi ke Majene, Sulbar, lalu dibawa lagi ke Parepare.
Kapal KM Teratai Prima dengan bobot 747 GT yang melakukan pelayaran Parepare - Samarinda (10/1) dengan 17 ABK dan Nachoda, Djabir, membawa penumpang sekitar 200-an orang lebih dan tenggelam dihantam badai Minggu dini hari.
Sekarang ini, sudah 21 orang berhasil diselamatkan oleh nelayan dalam keadaan hidup, sedangkan ratusan orang penumpang lainnya masih dalam pencarian. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009