Sydney (ANTARA News) - WNI di Australia yang mencoblos pada Pemilu 9 April 2009 dikhawatirkan "menurun drastis" karena pelaksanaan pemungutan suara jatuh pada hari kerja, kata Sekretaris I/Konsul Bagian Kekonsuleran KJRI Sydney, Australia, Edy Wardoyo, kepada ANTARA, Jumat.Edy mengungkapkan, ada 20.231 orang warga negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di New SouthWales, Queensland, dan Australia Selatan yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap Pemilu (DPT) 2009. Karena pelaksanaan pemilu pada 9 April 2009 bertepatan dengan hari kerja di Australia, Edy khawatir banyak WNI yang memiliki hak pilih tapi harus bekerja dan kuliah pada hari itu sehingga tak bisa datang ke kotak suara. Dari 20.231 orang WNI yang masuk DPT KJRI Sydney, KJRI memperkirakan hanya separuh saja yang akan datang ke tempat-tempat pemungutan suara (TPS), antara lain karena mereka rata-rata sudah pindah rumah sehingga undangan memilih hanya akan sampai di alamat lama mereka. Edy mengakui, dibanding hasil pendataan WNI untuk Pemilu 2004, jumlah WNI pemegang hak pilih di Pemilu 2009 meningkat. Dari data pemilih pada Pemilu 2004, jumlah WNI yang didata mencapai 8.000 orang yang 3.600 diantaranya menggunakan hak pilih atau kurang dari 50 persen. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008