New York (ANTARA News) - Dolar AS secara umum menguat Kamis waktu setempat, atau Jumat pagi WIB, mendapat dukungan moderat dari pertumbuhan AS yang lebih baik dari perkiraan yang memberikan kesan bahwa kecemasan resesi akan berakhir.
Euro -- yang menderita dari melemahnya data Jerman pekan ini -- turun kembali menjadi 1,4708 dolar pada 2100 GMT setelah 1,4737 dolar pada akhir perdagangan Rabu di New York.
Terhadap mata uang Jepang, dolar nyaris tak berubah pada 109,46 yen dari sebelumnya 109,47 yen.
Para dealer mengatakan pada kuartal kedua AS tumbuh 3,3 persen, naik dari estimasi awal 1,9 persen, diikuti sebuah kejutan kenaikan pemesanan barang tahan lama dan sentimen konsumen dalam sepekan yang memperlihatkan ekonomi AS bekerja dengan baik.
Pasar telah memperkirakan sebuah revisi menjadi 2,7 persen, jauh di depan 0,9 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini, karena ekspor naik tajam.
Sementara saham-saham "rally" tajam, reaksi di pasar uang lebih `bisu` karena para pedagang melihat pertumbuhan yang sebagian dipicu ekspor tidak akan kekal, sebab disulut melemahnya dolar.
"Pertumbuhan ekspor dalam paruh kedua tahun ini akan berkurang karena menguatnya dolar AS belakangana ini," kata Hilary Love dari PNC Bank.
Euro telah membuat kenaikan awal untuk pulih leih lanjut dari posisi terendah enam bulan di bawah 1,46 dolar, yang tercapai pada Selasa di tengah turunnya survei kepercayaan konsumen dan sentimen bisnis di Jerman, ekonomi terbesar Eropa.
Data tersebut memberikan kesan bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) sekarang akan mempertimbangkan sebuah penurunan suku bunga, namun komentar dari seorang pejabat senior ECB demi inflasi kemudian nampak mengesampingkan hal itu.
Pasar telah memperkirakan penurunan suku bunga dari ECB dan kenaikan suku bunga dari Federal Reserve AS menjadikan perbedaan suku bunga kedua wilayah tersebut tipis.
Di tempat lain, pound Inggris masih ditutup di posisi terendah dua tahun terhadap dolar karena sebuah survei dari seluruh bank negara itu mengungkapkan harga rumah terus merosot pada Agustus.
"Penurunan tajam harga rumah berlanjut pada Agustus, karena lemahnya kepercayaan pembeli dan ketatnya kriteria pinjaman yang terus membebani pasar," kata analis Capital Economics, Seema Shah.
Dalam perdagangan terakhir di New York, pound pada 1,8295 dolar, turun dari 1,8359 dolar pada Rabu. Dolar pada 1,0986 franc Swiss dari 1,0965 franc pada Rabu.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008