untuk menciptakan ekosistem keuangan yang kuat, efisien, dan efektif di masa depan
Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) siap memperkuat peran industri sektor jasa layanan keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang saat ini kontribusinya dinilai masih rendah.
“Supaya industri keuangan ke dalam GDP bisa diangkat lebih besar lagi karena sumbangannya masih rendah dibanding negara lain yaitu sekarang masih sekitar 40 persen,” kata Ketua Steering Committee IBEX 2019 Ahmad Siddik Badruddin di Mandiri Club, Jakarta, Senin.
Ia mengatakan kontribusi terhadap Gross Domestic Product (GDP) akan dilakukan melalui acara bertema Consolidate to Evaluate tersebut dengan memberikan rekomendasi pokok-pokok pemikiran layanan jasa keuangan di Indonesia dalam menghadapi berbagai perubahan.
“Memberi masukan kepada stakeholders terkait industri perbankan, konsolidasi di sektor keuangan dan bisnis fintech untuk menciptakan ekosistem keuangan yang kuat, efisien, dan efektif di masa depan,” katanya.
Baca juga: Ombudsman nilai perbankan nasional siap memasuki era digital banking
Terkait hal itu, lanjutnya, Perbanas akan menggelar Indonesia Banking Expo (IBEX) yang ke delapan di Jakarta, pada Rabu (6/11) mendatang.
Siddik menjelaskan, pagelaran IBEX pada tahun ini akan berbeda dengan sebelumnya karena tidak hanya berupa seminar melainkan juga akan memberikan sumbangsih mengenai peluang dan strategi layanan keuangan di Indonesia agar dapat semakin berperan dan berkontribusi mendorong perekonomian.
“Kalau IBEX sebelumnya mungkin kita milih satu topik dan mendatangkan dari speaker-speaker yang ahli tentang tema tersebut lalu selesai begitu saja,” katanya.
Ia melanjutkan, persiapan IBEX 2019 telah dilakukan sejak dua bulan lalu dengan terlebih dahulu mengadakan lima FGD dengan berbagai tema dan diikuti oleh peserta yang mumpuni pada masing-masing topik tersebut.
“Karena tujuan IBEX tahun ini adalah menghasilkan pokok-pokok pemikiran yang bisa kita berikan kepada stakeholders lalu bekerja sama untuk merealisasikannya,” ujarnya.
Tema lima FGD tersebut adalah Future of Payments, Future of Regulations, Future of Indonesia Banking, Fostering Banking Consolidation, dan How to Develop Non-Banking Space.
Siddik menuturkan, pokok-pokok pemikiran hasil dari FGD dan seminar akan diserahkan secara langsung kepada Presiden Joko Widodo yang rencananya akan hadir untuk membuka pagelaran IBEX 2019 itu.
Baca juga: Presiden sebut perbankan nasional terlalu bermain aman
Baca juga: Presiden Jokowi: Perbankan nasional harus ikuti perubahan
“Kita berikan kepada Pak Jokowi. Setelah IBEX kita akan selesaikan detail dan mematangkan timeline dari masing-masing pokok pemikiran supaya kita ada target seperti yang item ini kapan selesai, requirement nya apa saja, dan siapa stakeholders yang harus mendukungnya,” jelasnya.
Siddik mengatakan bentuk rekomendasi pokok-pokok pemikiran Industri Keuangan Indonesia 2025 akan dijadikan dalam bentuk buku yang disusun langsung oleh Perbanas dengan melibatkan pihak payment system, fintech, multi-finance, asuransi, dan industri jasa keuangan lainnya lewat FGD tersebut.
Sebagai informasi, beberapa tokoh lain juga akan turut meramaikan IBEX 2019 seperti Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng, dan Komisioner OJK Heru Kristiyana yang nantinya akan membahas berbagai topik.
Topik tersebut di antaranya The indispensable roles of financial services to the nation, Inside Indonesia: Rethinking the social contract of financial services, Future of regulations, dan A global view: Mastering the new realities in financial services.
Sejumlah diskusi panel juga akan diadakan dalam IBEX 2019 yang diisi oleh Direktur Utama Bank BRI Sunarso, CEO Maybank Indonesia Taswin Zakaria, CEO Bank BCA Jahja Setiaatmadja, Global Head Strategy Paypal Alfonso Villanueva, Managing Director DBS Pearlyn Phau, President Traveloka Henry Hendrawan, dan CEO One Connect Financial Technology Bin Ru.
“Diskusi panel terkait Indonesia Banking 2025, The great debate between traditional banks, digital upstarts and investors, remaking the bank for ecosystem world and future of banking, serta future of payments,” kata Siddik.
Baca juga: OJK dorong perbankan lakukan inovasi digital dengan cepat
Baca juga: OJK nilai stabilitas jasa keuangan Juli 2019 terjaga
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019