London (ANTARA News) - Dolar AS berapresiasi terhadap euro Kamis setelah mendapat dorongan sentimen baik dari data pertumbuhan AS yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya. Para dealer mengatakan, tumbuh tingginya perekonomian AS pada kuartal kedua ekonomi AS menjadi 3,3 persen dari prediksi awal 1,9 persen, kenaikan mengejutkan order barang dan kepercayaan konsumen dalam sepekan, telah memperlihatkan ekonomi AS bekerja baik. Sebelum ini, menyusuk naik tajamnya ekspor, pasar sudah menduga ekonomi AS akan tumbuh 2,7 persen, lebih tinggi 0,9 persen dibanding tiga bulan pertama tahun ini. "Untuk sebuah ekonomi yang sedang mengalami resesi ekonomi, tentu ini sebuah pertumbuhan yang sangat cepat," kata Avery Shenfeld, ekonom senior pada CIBC World Markets seperti dikutip AFP. Akibat lebih jauh, kurs euro yang pekan lalu terbenam menyusul sentimen data buruk ekonomi Jerman, turun tajam menjadi 1,4698 per dolar dalam perdagangan Kamis di Eropa dan menjadi 1,4737 per dolar AS di New York. Terhadap mata uang Jepang, dolar AS naik menjadi 109,52 yen dari 109,47 yen. Bank Sentral Eropa (ECB) sedamh mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga, namun dikesampingkan melalui komentar seorang pejabat senior ECB karena faktor inflasi. Pasar sudah menduga ECB akan menurunkan suku bunga, sedangkan Federal Reserve AS berbuat sebaliknya menaikkan suku buku sehingga "spread" dolar AS terhadap euro menipis. Sementara dari Jepang beredar kabar bahwa otoritas moneter AS, Eropa dan Jepang tengah mempersiapkan rencana darurat untuk menyelamatkan dolar AS dari depresiasi demi kestabilan pasar global, kata para dealer.Dalam skenario tidak melakukan intervensi, dolar akan lebih stabil dala jangka panjang sehingga bisa mengurangi volatilitas di pasar valas secara keseluruhan, kata seorang dealer di Tokyo. Di tempat lain, poundsterling Inggris ditutup pada posisi terendah dalam dua tahun terakhir karena tertekan hasil sebuah survai yang mengungkapkan harga rumah terus merosot pada Agustus."Menurun tajamnya harga rumah berlanjut pada Agustus karena lemahnya kepercayaan pembeli dan ketatnya kriteria pinjaman," kata analis Capital Economics, Seema Shah. Di perdagangan London, Kamis, euro melemah menjadi 1,4698 dolar dari 1,4737 per dolar AS pada hari sebelumnya, demikian pula terhadap yen yang melemah menjadi 160,89 yen (161,32), dan melemah menjadi 0,8040 terhadap pound. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008