Jakarta (ANTARA News) - PDIP menyatakan masih membuka diri untuk berkoalisi dengan partai lain meski mereka sudah bertemu dengan pemimpin Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Usai peluncuran dan sosialisasi nomor urut PDIP pada Pemilu 2009 di Jakarta, Kamis, Sekjen DPP PDIP Pramono Anung mengatakan bahwa partainya bisa berkoalisi dengan partai apa pun. PDIP, kata dia, sedang menjalin komunikasi sangat baik dengan partai lain termasuk dengan Golkar, PKS, dan PAN. "Menjelang Pemilu legislatif, walau bersaing tapi tetap menjalin silaturahmi yang baik, saling menghormati," katanya. Dia mengemukakan, kepastian koalisi baru bisa dilihat setelah Pemilu legislatif. Persoalan bagaimana bentuk koalisinya akan dibahas lebih lainjut. Tapi cetak birunya harus dimulai sejak awal, katanya. Mengenai koalisi dengan Golkar, Pram mengemukakan, PDIP punya pengalaman yang banyak dengan Golkar di Pilkada dan ternyata hal itu bisa dilakukan. Contohnya, di Kota Bekasi, Jakarta, Banten, dan di Jawa Barat. "Ketika kita kalah di gubernur, seluruh Pilkada kota/kabupaten yang bekerjasama dengan Golkar tidak ada yang kalah. Mulai dari Lebak, Cimahi, Sumedang, Bekasi. Golkar mencoba pisah dari kita, di Kabupaten Bogor `kan kalah," katanya. Ketua Umum Forum Studi Aksi Demokrasi (Fosad), Faisal Riza Rahmat mengemukakan adanya indikasi peningkatan golongan putih (Golput) melebihi 50 sampai 60 persen dalam Pemilu 2009. Jumlah Golput sebesar itu bisa menjadi gerakan pembentukan pemerintahan sendiri dengan memilih kalangan independen. "Kalau itu terjadi maka pemerintahan akan berada dalam posisi lemah. Ini yang perlu diperhatikan oleh pemerintah saat ini dan yang akan datang, termasuk partai-partai politik," kata Faisal. (*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008