Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio mengatakan, tiga pesawat tempur Sukhoi baru yang akan tiba pada September 2008, akan terlebih dulu dirakit di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi, Madiun, sebelum diserahkan ke home basenya di Skadron Udara 11 Makassar. "Dari segi peralatan sarana pendukungnya, Iswahjudi lebih lengkap. Selain itu, lokasi Lanud Iswahjudi sangat cocok untuk latihan terbang ("flight test") pesawat-pesawat tersebut," katanya menjawab ANTARA News di Jakarta, Kamis. Ia menambahkan, Lanud Iswahjudi tidak berdekatan dengan bandara komersil sehingga sangat leluasa untuk dilakukan flight test pesawat-pesawat tersebut sebelum diserahkan ke Makassar. Subandrio mengemukakan, proses pembayaran tiga unit pesawat Sukhoi itu masih dalam proses di Departemen Keuangan (Depkeu) dan menurut rencana loan agreement (perjanjian pinjaman) ditandatangani sebelum 10 September 2008. "Mudah-mudahan tidak ada perubahan, hingga ketiga pesawat itu dapat diperagakan pada HUT TNI 2008," ujarnya. Perusahaan Rusia penghasil pesawat tempur, Sukhoi, pada 21 Agustus 2007, mengumumkan penjualan enam pesawat tempur kepada Indonesia senilai 300 juta dollar AS (Rp2,85 triliun). Enam pesawat itu terdiri atas tiga SU-30 MK2 dan tiga SU-27 SKM, yang akan melengkapi empat pesawat Sukhoi yang sudah dimiliki TNI Angkatan Udara (TNI-AU) sejak September 2003. Penandatanganan nota kesepahaman bagi pengadaan enam pesawat tempur ini berlangsung saat pembukaan Pameran Kedirgantaraan Moskwa 21 Agustus 2007. Berbeda dari nilai di atas, dalam nota kesepahaman disebutkan bahwa nilai penjualan enam pesawat itu 355 juta dollar AS (sekitar Rp3,37 triliun). Pada 2008, tiga unit dijadwalkan tiba di Indonesia lengkap dengan persenjataannya untuk jenis SU-30MK2, sedangkan pada 2009 akan tiba jenis SU-27SKM. Pesawat tempur Sukhoi ini menggantikan peran pesawat A-4 Skyhawk dan berbasis di Skadron 11 Pangkalan Udara Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Pembelian enam Sukhoi itu tidak termasuk dalam skema kredit negara yang diberikan Pemerintah Rusia senilai satu miliar dolar AS bagi modernisasi persenjataan Indonesia selama masa 2007-2010. Terkait infrastruktur di Skadron 11 Makassar, Kasau Subandrio mengatakan, sudah siap semuanya termasuk shelter dan landasan pacu. "Semua sudah kita siapkan, jadi mudah-mudahan tidak ada masalah sampai semuanya tiba di Indonesia," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008