Jeddah (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Organisasi Konferensi Islam (OKI) Prof Ekmeleddin Ihsanoglu mengutuk tindakan Israel menutup Yayasan Al-Aqsa di Jerusalem pada akhir pekan lalu. "Tindakan Israel itu merupakan serangan yang mencolok terhadap lembaga Palestina itu, yang berusaha melindungi tempat-tempat suci umat Islam, Kristiani, juga sejarah dan peninggalan sejarah di Palestina," kata Prof Ihsanoglu. Menurut dia, tindakan tersebut merupakan bagian dari usaha melakukan Yahudinisasi Kota Suci Jerusalem, dan mengambil-alih tempat-tempat suci tersebut. Sekjen OKI menyeru masyarakat internasional untuk melakukan tekanan terhadap Israel guna mengembalikan dokumen-dokumen yang disita dari Yayasan Al-Aqsa, dan mengizinkan lembaga-lembaga Palestina di Jerusalem yang ditutup, agar dibuka kembali. Pasukan keamanan Israel menyerbu kantor-kantor Yayasan Al-Aqsa di kota Umm Al Fahm, bagian utara Israel, pada Ahad lalu, karena menuduhnya membantu gerakan HAMAS. Puluhan polisi dan agen intelijen setempat mengambil bagian dalam penyerbuan Yayasan Al-Aqsa, yang dioperasikan oleh Partai Islam Arab-Israel, kata seorang polisi. Pihak Israel menyita dokumen, komputer, dan mengamankan ratusan ribu shekel (mata uang Israel) dalam operasi yang diperintahkan Kementerian Pertahanan Israel, kata pejabat itu. Pasukan keamanan Israel menuduh Yayasan Al-Aqsa mengucurkan dana kepada organisasi Hadawa di Jerusalem Timur, yang dioperasikan oleh HAMAS, yang kini mengambil-alih kekuasaan di Jalur Gaza sejak Juni 2007. Yayasan itu, dalam suatu pernyataannya, mengecam operasi tersebut, dan mengatakan, "Negara Israel telah bangkrut, tidak memiliki informasi yang akurat dan kuat mengenai aktivitas Yayasan Al-Aqsa, yang selama ini berupaya melindungi tempat-tempat suci, khususnya Masjid Al-Aqsa." Yayasan Al-Aqsa mengklaim mempertahankan Masjid Al-Aqsa di kota suci Jerusalem --salah satu dari tiga masjid suci Umat Islam, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi-- dari upaya penghancuran oleh Israel lewat pengadaan proyek-proyek pembangunan di dekatnya dan tindakan Zionis yang mengancam keberlangsungan masjid suci tersebut. Puluhan ribu warga Palestina menghadiri suatu rapat umum Partai Islam Arab-Israel pada Jumat lalu untuk memprotes tindakan Israel. Partai tersebut, yang didirikan pada 1970, memiliki dua orang wakil di Knesset, parlemen Israel, demikian seperti dikutip dari SPA. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008