Palangka Raya (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran mengakui aksi pelemparan botol yang ia lakukan saat pertandingan Kalteng Putra melawan Persib Bandung di Stadion Tuah Pahoe, Palangka Raya, Jumat (1/11) terkait kepemimpinan wasit.

"Jangan diikuti, tapi ada waktunya seorang pemimpin mengeluarkan emosi pada tempatnya. Kalau ketidakadilan dibiarkan di depan mata, ya bukan pemimpin namanya, itu kan berulang kali oknum wasit membiarkan," kata Sugianto Sabran
​​​​​​di Palangka Raya, Minggu.

Pada pertandingan itu ia menyayangkan kepemimpinan wasit Abdul Rahman dari DKI Jakarta di lapangan yang dinilai tak adil. Sejak awal pertandingan Kalteng Putra melawan Persib Bandung, pihaknya melihat bagaimana pemain lawan melakukan pelanggaran tetapi hanya dapat teguran.

Namun saat pemain Kalteng Putra melakukan hal yang sama, itu perlakuannya berbeda dan lebih cepat diganjar kartu kuning, kondisi itu menimbulkan ketidakwajaran.

Hingga akhirnya penyerang Kalteng Putra Wanggai dianggap melakukan pelanggaran, sehingga kemudian dihadiahi kartu merah.

Baca juga: Persib Bandung bungkam 10 pemain Kalteng Putra

Mengenai video yang viral dirinya bersitegang dengan Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul Siregar, Sugianto meminta agar peristiwa itu tidak usah dibesar-besarkan karena menurutnya dalam hal itu sama sekali tidak ada masalah antar keduanya.

"Mengenai persoalan dengan Kapolres itu, beliau yang meminta turun dan saya turun. Sebenarnya tidak ada masalah dan semuanya sudah selesai," kata Sugianto Sabran menambahkan.

Sementara itu, Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar yang dikonfirmasi sejumlah awak media menjelaskan, ketika pertandingan antara tuan rumah Kalteng Putra melawan Persib Bandung di babak pertama permainan kedua tim memang sudah memanas.

Bahkan situasi tambah panas ketika wasit yang memimpin mengganjar kartu merah salah satu pemain tim tuan rumah. Saat itu juga ada lemparan botol air mineral sebanyak dua kali dari tribun VVIP yang memprotes kepemimpinan wasit.

Aparat keamanan berusaha mengimbau agar penonton di VVIP bersabar dan tidak melempar. Karena yang melempar botol air mineral adalah Gubernur Kalteng, dirinya pun berusaha mengimbau agar tidak melakukan hal tersebut.

Sebab penonton di sejumlah titik stadion juga sempat terpancing melakukan hal serupa, beruntungnya petugas bisa meredam hal tersebut.

"Tidak senang dengan imbauan saya, beliau turun di situ saya berusaha menyampaikan bahwa bapak bisa selesaikan persoalan pertandingan itu melalui jalur yang sesuai," kata perwira berpangkat melati dua itu.

Ia menuturkan, dalam peristiwa tersebut dirinya tidak melakukan pengancaman terhadap gubernur, melainkan dirinya hanya mengimbau agar reaksi pak gubernur jangan sampai diikuti oleh penonton dan suporter yang nyaris tersulut dengan hal tersebut.

"Pertandingan yang tertunda sekitar lima menit, kembali berjalan sampai akhir. Usai pertandingan itu beliau juga meminta maaf kepada aparat keamanan dengan adanya insiden di lapangan waktu itu," kata Timbul menambahkan.

Sebelum menutup sesi wawancara dengan orang nomor satu di lingkup Polresta setempat, Timbul juga sangat terkejut dengan beredarnya video dirinya di media sosial baik Instagram maupun Facebook.

Diakuinya, karena peristiwa itu disaksikan sejumlah awak media nasional dan lokal bahkan ribuan penonton, sehingga video dan kabar tersebut tersebar di mana-mana.

"Yang jelas permasalahan ini sudah selesai," jelasnya Timbul mengakhiri.

Baca juga: Pelatih Persib puji anak asuhnya lalui tiga laga tanpa kebobolan

Pewarta: Kasriadi/Adi Wibowo
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019