New York (ANTARA News) - "Rally" (kenaikan panjang) dolar AS memudar pada Rabu waktu setempat, atau Kamis pagi WIB, dan euro balik menguat dari posisi terendah enam bulan di tengah komentar dari anggota dewan Bank Sentral Eropa (ECB) yang memberikan kesan penurunan suku bunga tidak dalam waktu dekat.
Pada 2100 GMT, mata uang tunggal Eropa berada pada 1,4737 dolar, naik dari 1,4653 dolar di New York akhir perdagangan Selasa, ketika euro mencapai posisi terendah sejak Februari.
Dolar sedikit berubah terhadap yen pada 109,65 yen dari 109,67 yen.
Chris Lafakis dari Economy.com mengatakan komentar anggota dewan kebijakan moneter Eropa, Axel Weber "menekan dolar" yang berjalan terhadap pasar yang logis bahwa penurunan suku bunga mendatang di Eropa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Weber melihat Bank Sentral Eropa tak perlu menurunkan suku bunga waktu mendatang dan mengatakan ECB akan mempertimbangkan kenaikan suku bunga ketika ekonomi Eropa menguat lagi pada akhir tahun ini," kata analis.
Hingga sekarang, pasar telah memperkirakan penurunan suku bunga dari ECB dan kenaikan suku bungan dari Federal Reserve AS menjadikan perbedaan suku bunga di antara kedua kawasan tersebut menipis.
Dolar gagal memanfaatkan momentum dari data pesanan barang tahan lama pada Juli yang lebih baik dari perkiraan --naik 1,3 persen terhadap ekspektasi tidak naik.
Laporan "menambah optimisme yang baru lahir bahwa ekonomi AS kemungkinan bebalik," kata Samarjit Shankar dari Bank of New York Mmellon.
"Sekalipun, itu masih terlalu dini dan aktivitas dan sentimen indikator masih rapuh untuk terganggu di tengah aliran berita berlanjutnya krisis kredit, sektor perbankan bermasalah dan pasar perumahan yang memburuk."
Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar berada pada 1,0965 franc Swiss dari 1,0994 franc pada Selasa. Pound pada 1,8359 dolar turun dari 1,8394 dolar.
Jordan Eburne dari PNC Bank mengatakan sterling melemah "di tengah spekulasi bahwa kemerosotan perumahan nasional dapat mendorong bank sentral menurunkan suku bunganya untuk mencegah pelambatan."
"Besok survei harga rumah akan diumumkan yang diperkirakan akan memperlihatkan harga rumah turun untuk jali kesembilan bulan berturut-turut," katanya, demikian AFP.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008