Kupang (ANTARA News) - PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Kupang memutuskan menghentikan sementara operasi kapal-kapal feri yang melayani penumpang di penyeberangan-penyeberangan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Sejak hari Minggu (11/1), kapal-kapal feri tidak dioperasikan karena tinggi gelombang laut di wilayah perairan Laut Sawu yang merupakan jalur utama penyeberangan dari dan ke Kupang berkisar antara 3-4 meter," kata Manajer Operasi ASDP Cabang Kupang, Arnoldus Yansen, Senin.
ASDP Cabang Kupang memiliki enam armada kapal feri, yakni KMP Ile Ape, KMP Ile Mandiri, KMP Umakalada, KMP Cucut, KMP Rokatenda dan KMP Balibo untuk melayani lintas penyeberangan Kupang-Rote, Kupang-Sabu, Kupang-Larantuka, Kupang-Lewoleba, Kupang-Aimere, Kupang-Kalabahi dan Kupang-Ende-Waingapu.
Kepala Seksi Observasi dan Prakiraan Cuaca Badan Meteorologi Stasiun El Tari Kupang, Agus Tjatur mengatakan, berdasarkan hasil rekaman foto citra satelit, tinggi gelombang di wilayah perairan NTT berkisar antara 1,5-3 meter.
Namun, tambahnya, dalam situasi tertentu tinggi gelombang bisa mencapai lebih dari tiga meter sehingga sangat berbahaya bagi armada pelayaran rakyat yang melintas di wilayah perairan tersebut.
Arnoldus Yansen mengatakan, pihaknya mengambil keputusan untuk menghentikan sementara pengoperasian kapal-kapal feri tersebut menyusul hantaman gelombang besar terhadap KMP Umakalada dari Pelabuhan Aimere di Pulau Flores bagian tengah pada Sabtu (10/1).
Kapal yang mengangkut sekitar 250 orang penumpang serta kendaraan roda dua dan empat itu terlambat tiba di Pelabuhan Penyeberangan Bolok Kupang selama sekitar lima jam. "Umakalada baru tiba di Bolok pada Minggu (11/1) sekitar pukul 13.00 Wita," katanya menambahkan.
"Sepanjang malam, kami hampir tidak bisa tidur karena nahkoda KMP Umakalada melaporkan bahwa kapal feri yang dikemudikannya dihadang gelombang besar di sekitar perairan Laut Sawu. Kami baru lega setelah kapal itu tiba dengan selamat di Pelabuhan Penyeberangan Bolok Kupang," ujarnya.
Ia menambahkan, KMP Rokatenda yang seharusnya berangkat dari pelabuhan Kalabahi di Kabupaten Alor, Pulau Alor pada Minggu, juga dilarang untuk kembali ke Kupang, karena keadaan gelombang laut yang tidak menentu.
"Kami akhirnya mengambil keputusan untuk menghentikan sementara pengoperasian semua armada kapal feri sampai batas waktu yang tidak ditentukan guna menghindari kecelakaan laut," kata Yansen dan menambahkan, menurut ramalan BMG, memburuknya keadaan gelombang laut diperkirakan sampai akhir Januari.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009