Jakarta (ANTARA) - Penyanyi sekaligus pencipta lagu Melly Goeslaw ingin segera menyelesaikan permasalahan perundungan yang dialaminya menyusul sosoknya menjadi dandanan dan ditertawakan dalam sebuah pesta perayaan Halloween.
"Saya cuma diskusi sama Mas Anto dan anak-anak saya," katanya dalam unggahan video lewat akun Instagram, Sabtu.
Melly mengatakan anak-anaknya tidak terima perlakuan yang diterima ibu mereka dan mendukung Melly untuk melanjutkan perkara itu ke ranah hukum.
"Anak-anak sama sekali enggak terima dan support saya untuk melaporkan (hal itu) sebagai (pelanggaran atas) UU ITE," katanya.
Baca juga: Melly Goeslaw soal bullying: jangan takut "speak up"!
Anak-anak Melly berpendapat undang-undang tersebut bisa melindungi warga negara jika merasa dirugikan lewat konten di media sosial.
"Tapi, saya gak akan melakukan itu. Saya tidak suka melalui jalur hukum. Hukum alam, hukum masyarakat, menurut saya, akan lebih kejam daripada apapun. Apalagi hukum Allah," katanya.
Sebelumnya, penyanyi Vidi Aldiano mengunggah sebuah video yang menunjukkan make-up artist Bubah Alfian mengenakan busana bermotif bunga, berhijab, dan lengkap dengan topi putih yang menyerupai gaya unik Melly Goeslaw.
Vidi juga menyematkan akun Instagram @bubahalfian, @itsrossa910, dan @bclsinclair dalam video itu.
Baca juga: Melly Goeslaw ungkap suaminya sering tidak dianggap oleh penyanyi muda
"Ya ampun ada Teh Melly, ya ampun," kata Vidi kepada Bubah yang sedang menari-nari.
Melly kemudian menyampaikan pada pihak-pihak yang dia anggap sudah merisaknya lewat konten video tersebut agar sama-sama melanjutkan hidup dan menebarkan energi positif pada masyarakat, alih-alih memberi contoh yang tak baik.
"Ayo kita sama-sama melanjutkan hidup, saya masih banyak kerjaan... Dan saya yakin, kalian yang ada di video kemarin lebih banyak kerjaan-nya daripada saya. Kan kalian kekinian. Yuk maju ke depan. Bikin yang lebih bermanfaat. Sebarkan energi positif, kasih contoh yang baik pada masyarakat," ujar Melly.
Baca juga: Bubah Alfian minta maaf, Melly Goeslaw: "forgive and forget"
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019