Khartoum (ANTARA News) - Pembajak satu pesawat penumpang Sudan terpaksa mendarat di Libya dan berjanji akan membebaskan semua sandera di dalam pesawat, kata penerbangan Sun Air di sini Rabu."Saya nyatakan bahwa pembajak telah sepakat untuk membebaskan semua penumpang," kata Mortada Hassan, ekskutif manajer Sun Air, mengutip para pejabat keamanan dan penerbangan sipil Sudan.Sementara itu dari Tripoli, Reuters melaporkan, bahwa para pembajak pesawat Sudan tersebut dipaksa mendarat di Libya telah membebaskan beberapa penumpang, Rabu, kata televisi Mesir. Reuters melaporkan, pesawat tersebut dibajak Selasa, setelah meninggalkan wilayah Darfur, bagian Sudan yang bergolak. Penguasa Penerbangan Sipil Libya mengatakan, 95 orang penumpang berada di pesawat Boeing 737/200 tersebut. "Para penumpang pesawat yang dibajak telah mulai meninggalkan pesawat," kata laporan televisi milik negara Mesir, tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai proses pembebasan itu. Tak segera ada konfirmasi dari pihak pemerintah Libya, di wilayah sekitar oasis Kufrah di padang pasir Sahara tersebut, di mana pesawat itu dipaksa mendarat. Stasiun-stasiun televisi Arab sebelumnya mengatakan, bahwa para pembajak telah sepakat untuk membebaskan penumpang perempuan dan anak-anak. Pihak manajer penerbangan Sun Air yang menerbangkan pesawat itu mengatakan, perundingan-perundingan telah dimulai mengenai pembajakan itu. Namun, dia menyebut pelakunya hanya seorang. "Untuk sementara tidak ada penjelasan mengapa orang itu membajak pesawat. Permintaan yang kami ketahui hanya mengenai makanan dan bahan bakar, dan mengizinkan pesawat untuk terbang ke Prancis," kata Mortada Hassan, di Khartoum. Sementara itu kantor berita resmi Libya Jana mengatakan, para pembajak meminta bahan bakar untuk terbang ke Paris. Pilot mengatakan kepada pemerintah Libya, bahwa para pembajak mengaku mereka anggota cabang Gerakan Pembebasan Sudan (SLM), satu kelompok pemberontak di Darfur. "Mereka mengatakan pengikut tokoh SLM Abdel Wahed Nur yang tinggal di Paris. Karenanya, mereka telah berkordinasi dengannya untuk bertemu dengan mereka di ibukota Prancis," kata Jana mengutip pernyataan pilot kepada pemerintah Libya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008