Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mengharapkan dialog antara Aung San Suu Kyi dan pemerintah Myanmar di bawah kepemimpinan Jenderal Tan Shwe yang terhenti sejak Januari lalu. Menurut Juru bicara Kepresidenan bidang luar negeri Dino Patti Djalal dalam keterangan pers di Kantor Kepresidenan Jakarta, Rabu, harapan itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat bertemu utusan khusus Sekjen PBB untuk Myanmar, Ibrahim Gambari. "Presiden mengharapkan dilakukannya kembali dialog antara pemerintah dengan Aung San Suu Kyi yang seharusnya berlangsung Januari lalu, namun hingga saat ini belum ada kelanjutannya," kata Dino. Pada kesempatan yang sama, Presiden mengatakan pentingnya diteruskan peningkatan kredibilitas proses pemilu yang akan dilangsungkan pada 2010 mendatang, imbuhnya. "Peningkatan kredibilitas itu perlu diikuti dengan proses yang inklusive, artinya melibatkan semua pihak dari berbagai kelompok," ujarnya,mengutip kata-kata Presiden. Saat itu, dari tujuh tahap proses demokratisasi di Myanmar yang telah disepakati, empat tahap sudah dilaksanakan dan kini tinggal tiga tahap lagi. "Tiga tahap yang akan dilaksanakan adalah pemilu, pemilihan parlemen dan proses transfer kekuasaan," katanya. Dengan semakin mendekatnya proses pemilu pada 2010, kata Dino, Presiden Yudhoyono berharap agar ada kontak yang lebih reguler antara Gambari dan pihak-pihak di Myanmar. "Presiden terus mendukung peran Sekjen PBB yang dijalankan oleh Gambari. Proses ini kita dorong terus ,eski situasinya cukup berat. Presiden juga memberikan dorongan pada Gambari agar terus berusaha," kata Dino. Pada Rabu (27/8) sore, Ibrahim Gambari dijadwalkan bertolak dari Jakarta menuju Italia untuk bertemu dengan Sekjen PBB Ban Ki Moon. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008