Manila (ANTARA News) - Militer Filipina selayaknya dikutip AFP pada Rabu membenarkan bahwa salah satu dari pesawat kargonya yang membawa sembilan awak pesawat jatuh tak lama setelah lepas-landas pada awal pekan ini di wilayah selatan negara tersebut. Pesawat C-130 meninggalkan bandara internasional Davao di pulau Mindanao selatan yang bergolak Senin lalu dalam perjalanan ke kota bagian tengah Iloilo, namun kemudian kehilangan kontak dengan pengawas lalulintas udara 20 menit kemudian. Pihak militer tidak menyatakan kemungkinan suatu serangan yang dilakukan pemberontak separatis Muslim terhadap tentara pemerintah di Minadano. "Pasukan angkatan bersenjata Filipina dengan sedih membenarkan adanya laporan-laporan bahwa salah satu dari pesawat C-130nya jatuh di perairan antara Davao dan pulau Samal," kata pernyataan pihak militer. "Kami sedang mengadakan penyelidikan untuk mengungkap sebab-sebab kecelakaan tersebut," kata Jenderal Alexander Yano, kepala staf angkatan bersenjata. Regu-regu penyelamat yang melakukan pencarian di lepas pantai Mindanao, Selasa, menemukan sesosok jenazah, seragam-seragam, sepatu tempur, peta-peta dan catatan-catatan, di samping baling-baling dari pesawat Lockheed Martin yang telah berumur 41 tahun itu. Namun, pihak militer belum menjelaskan tentang tidak adanya korban yang selamat dari kecelakaan itu. Pesawat dijadwalkan untuk terbang ke Iloilo untuk menjemput para anggota tim keamanan Presiden Gloria Arroyo dan kemudian membawa mereka ke Manila, kata kepala Angkatan Udara Filipina Letjen Pedrito Cadungog. Para saksimata mendengar ledakan keras tak lama setelah pesawat tersebut lepas-landas, kata Cadungog. Ia menambahkan, bahwa kecelakaan itu `sangat mengejutkan.` Pesawat C-130 berada pada sekitar 5.000 kaki ketika pilot melakukan kontak terakhir yang minta kejelasan untuk penerbangannya, kata Cadungog, yang mengatakan bahwa pilot-pilot tersebut adalah pilot cadangan. Cadungog Selasa pergi ke Pangkalan Udara Mactan untuk menemui keluarga kedua pilot tersebut, dan tujuh awak yang berada di dalam pesawat. Peralatan sonar menunjukkan dugaan puing-puing pesawat itu Selasa malam, yang terletak di lebih kurang 600 kaki di perairan sekitar 2,5 mil laut di lepas pantai dekat Davao, kata Kapten Arnel Gonzales, kepala regu penyelidikan dan penyelamatan (SAR). Para penyelam angkatan laut juga melaporkan hasil penyelidikan mereka pada Rabu pagi. Para penyelidik melihat kemungkinan bahwa kelompok separatis Muslim akan dituding sebagai pelaku di balik kecelakaan itu. Front Pembebasan Islam Moro (MILF) yang beroperasi di sebagian besar wilayah Mindanao, melakukan pemboman terhadap bandara Davao pada tahun 2003, kata Cadungog. "Pasukan angkatan udara telah menjadi sorotan karena serangan-serangan udara kami terhadap kelompok MILF di wilayah bergolak itu," katanya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008