Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar (Dubes) Slowakia untuk RI, Peter Holasek, telah lima tahun ini bertugas dan ia kian akrab menerapkan sejumlah singkatan (akronim) dalam Bahasa Indonesia, seperti halnya SMP. "Anda tahu apa itu SMP?" tanya Holasek, pengagum filosofi keris, kepada wartawan ANTARA News yang mewawancarainya di Jakarta. Ketika dijawab Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia justru mengatakan, akronim SMP yang lain adalah "Sudah Makan Pulang". Lalu, ia pun menceritakan kisah di balik akronim itu terkait dengan tugasnya sebagai duta besar dari negara di Eropa Tengah. "Sulit untuk meyakinkan orang tentang Slowakia dan seluk-beluknya," katanya. Holasek pun memutar otak bagaimana supaya nama negaranya dikenal luas oleh orang Indonesia. Pada tahun 2006, ia pun merintis kerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menerbitkan perangko. Kedua pihak setuju perusahaan pos di negeri masing-masing menerbitkan 300.000 perangko bergambar tokoh wayang Semar dan Gasparko, tokoh cerita tradisonal di negeri pecahan Cekoslowakia itu. Dengan demikian, orang-orang Slowakia akan tahu gambar Semar, dan orang-orang Indonesia kenal Gasparko. "Ini juga untuk menarik rasa ingin tahu lebih banyak orang soal kebudayaan," ujarnya. Ia berpendapat selain relatif murah, cara ini efektif untuk mempromosikan kebudayaan kedua negara kepada rakyat. "Sebanyak 50 persen saja perangko digunakan, sudah 150.000 orang mengetahuinya," kata penggemar nasi goreng dan mie goreng itu sambil memperagakan menempel perangko. Kaitannya dengan SMP, ayah dari seorang putri berusia sembilan tahun itu mengatakan, jika mengadakan pameran, maka Kedubes Slowakia harus mengeluarkan biaya cukup mahal untuk memanggil seniman, mengirim bahan-bahan pameran, sewa tempat dan juga mengadakan resepsi. "Pada saat resepsi, tamu-tamu datang lalu makan. Sesudah itu lihat-lihat sebentar mereka pun pulang," kata mantan atase pers dan kebudayaan Kedubes Cekoslowakia pada 1980-an, ketika Ceko dan Slowakia masih bersatu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008