Oleh Akhmad Nazaruddin Lathif
Pati, 17/1 (Antara) - Perum Bulog Subdivre II Pati, Jawa Tengah, berencana mengusulkan penyerapan komoditas bawang merah yang dihasilkan petani di Kabupaten Pati mengingat harga jual komoditas tersebut saat ini sangat murah dan berpotensi merugikan petani.
"Sebagai bentuk partisipasi Bulog terhadap petani, kami akan mencoba mengusulkan kepada Perum Bulog Divisi Regional Jateng terkait keinginan kami menyerap bawang merah di Pati," kata Kepala Perum Bulog Subdivre II Pati Muhammad Taufiq di Pati, Rabu.
Hanya saja, kata dia, kemampuan Bulog menyerap komoditas tersebut tentu tidak besar, karena terkendala dengan tempat penyimpanan.
Dana yang digunakan untuk menyerap, kata dia, merupakan dana komersil atau murni modal milik Bulog, sehingga harus dipertimbangkan laba ruginya.
Selain itu, kata dia, dalam penyerapan tersebut juga mempertimbangkan pangsa pasar yang bisa menyerap komoditas tersebut.
"Kepastian kami bisa menyerap tentu menunggu persetujuan dari atasan," ujarnya.
Bulog Pati sendiri masih memiliki stok bawang merah sebanyak 18 ton yang disimpan di tempat penyimpanan khusus di PT Pura Kudus.
Kalaupun nantinya diperkenankan menyerap bawang merah dari petani Pati, kata dia, kualitas bawang merah yang bisa diserap hanya untuk kualitas utama yang berukuran besar.
Komoditas tersebut, kata dia, biasanya dijual dengan tiga ukuran, yakni besar, sedang dan kecil.
Terkait instruksi Wakil Bupati Pati Saiful Arifin terhadap semua aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Pati untuk membeli bawang merah hasil produksi petani setempat, juga akan diikuti jajaran pegawai Bulog Pati.
Taufiq mengungkapkan, selain berpartisipasi melalui wacana penyerapan, jajaran pegawai Perum Bulog Divre Pati juga diminta untuk membeli bawang merah, minimal 5 kilogram untuk setiap pegawai.
"Jumlah pegawai kami tercatat ada 40-an orang. Jika masing-masing pegawai bersedia membeli dengan jumlah sebanyak itu, setidaknya bisa menyerap 200 kg bawang merah petani di Pati," ujarnya.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, ratusan petani yang tergabung dalam Paguyuban Petani Bawang Merah Pati (PPBMP) memang meminta Pemerintah Pusat melalui Bulog agar menyerap bawang merah petani Pati, karena harga jual di pasaran hanya laku Rp5.000/kg.
Sementara harga ideal yang bisa menguntungkan petani berkisar Rp17.000/kg, mereka baru bisa mendapatkan keuntungan.
Wakil Bupati Pati Saiful Arifin yang menerima keluhan petani bawang merah saat menggelar demo di Alun-alun Pati Senin (15/1), mencoba membantu petani dengan menginstruksikan 11.100 PNS di Pati untuk membeli bawang merah dari petani di Pati sebagai bentuk gerakan solidaritas terhadap petani.
Setiap PNS diminta membeli dalam jumlah minimal dua kilogram dengan harga Rp15.000 per kilogramnya.
Jika semua PNS bersedia membeli bawang merah dari petani setempat, maka akan ada transaksi penjualan bawang merah hingga 22 ton bawang merah lebih. ***3***
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008