Denver, Colorado (ANTARA News) - Tiga perempuan paling tangguh di Amerika mengesampingkan perbedaan mereka, Selasa, untuk bersatu pada peringatan ke-88 perempuan AS meraih hak untuk memberi suara, dan menyerukan penghapusan pembedaan jenis kelamin.
Mantan Ibu Negara AS Hillary Clinton, Michelle Obama dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Nancy Pelosi mendesak semua perempuan untuk bergabung di belakang Senator Partai Demokrat, Barack Obama guna lebih mendorong perjuangan kaum perempuan, dan menghapuskan persoalan seperti perbedaan sistem penggajian.
"Kita semua mengetahui bahwa perjalanan negara kita ke arah persamaan belum selesai dan kita harus melakukan sesuatu, tapi hari ini marilah kita merayakan seberapa jauh kita telah melangkah," kata perempuan yang berharap menjadi ibu negara AS, Michelle Obama.
Amandemen Ke-19 Undang-Undang Dasar AS, yang memberi perempuan hak untuk memberi suara, disahkan pada 26 Agustus 1920.
Itu adalah "hari suci, ketika kita mengingat para pelopor yang mendedikasikan diri mereka guna memperoleh hak untuk memberi suara buat perempuan", kata Michelle pada pertemuan yang diselenggarakan oleh kelompok-lobi perempuan Emily`s List, dengan tujuan meraih memasukkan lebih banyak perempuan ke dalam politik.
Michelle berikrar bahwa suaminya akan terus berjuang bagi hak perempuan kalau ia terpilih untuk masuk Gedung Putih pada November.
"Di dunia yang semestinya, perempuan mesti diberi gaji yang sama untuk pekerjaan yang sama dan majikan dianggap bertanggung-jawab bagi dikstriminasi," katanya, seperti dilaporkan AFP.
Tetapi ia menegaskan bahwa "di negara ini perempuan masih meraih 77 sen untuk setiap satu dolar yang diterima kaum laki-laki".
"Ketika perempuan dibayar lebih rendah untuk pekerjaan mereka, apa yang kita ketahui ialah anak-anak menanggung akibatnya. Itu lah apa yang pasti kita ketahui," katanya.
"Di dunia ..., setiap perempuan mesti memiliki kebebasan untuk memilih seperti apakah dan kapan untuk menjadi orang-tua, karena menjadi orang-tua adalah tanggung-jawab suci dan pemerintah tak tak memaksakan dalam keputusan pribadi itu," katanya.
Barack Obama, yang berusaha menjadi orang kulit hitam pertama yang menjadi presiden AS, memadamkan keinginan bersejarah Hillary Clinton untuk menjadi perempuan pertama yang mengisi Ruang Oval.
Tetapi dalam pamer persatuan lebih lanjut, Hillary menyeru 2.500 perempuan yang berkumpul di satu hotel di Denver untuk bergabung di belakang Obama dan membantu dia untuk memperjuangkan hak kaum perempuan.
Dalam serangan terhadap calon dari Partai Republik John McCain, Hillary memperingatkan bahwa McCain akan bekerja bertolak-belakang dengan kepentingan kaum perempuan.
"Alangkah berbeda pemilihan umum ini bagi Amerika," kata Hillary, yang tampil sebelum Michelle Obama berpidato.
"John McCain adalah seorang teman dan rekan, tapi ia masih tak percaya bahwa perempuan layak memperoleh gaji yang sama untuk pekerjaan yang sama. Ia masih tak percaya bahwa perempuan pantas menerima hak untuk memilih," kata Hillary.
Hillary juga memuji pekerjaan yang dilakukan oleh Emily`s List dan berkata, "Pemilihan umum demi pemilihan umum, pekerjaan anda menimbulkan pecahan lain di langit-langit kaca, dan berkat anda, suatu hari itu akan benar-benar pecah." (*)
Copyright © ANTARA 2008