Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia pada Selasa (26/8) mengeluarkan taklimat yang mengakui kemerdekaan Ossetia Selatan dan Abkhazia, kata siaran pers Kedutaan Besar Rusia di Jakarta yang diterima ANTARA, Rabu."Pengakuan tersebut dilakukan karena Rusia menyadari tanggungjawabnya untuk menjamin kelangsungan hidup rakyat sahabatnya terhadap kebijaksanaan Tbilisi yang agresif dan sovinis," katanya.Dasar kebijakan itu diberi tema "Negara Georgia untuk orang Georgia saja" yang diproklamasikan pada tahun 1989, akibat aksi-aksi pembunuhan dan pengusiran massal.Pada 1992 di Ossetia Selatan, dan tahun 1994 di Abkhazia telah dibentuk pasukan penjaga perdamaian dan struktur-struktur pendukung untuk memperkuat kepercayaan dengan perantaraan Rusia, katanya.Langkah-langkah tersebut, katanya, didukung oleh PBB dan Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE). "Namun perspektif yang riil itu dicoret pada akhir tahun 2003 waktu Mikhail Saakashvili merampas kekuasaan negara di Georgia secara revolusioner dan segera mulai mengancam untuk melakukan kekerasan guna menyelesaikan masalah Ossetia Selatan dan Abkhazia," katanya. Setelah tahun 2004 angkatan bersenjata Georgia memasuki zona sengketa Georgia-Ossetia dan mereka menembakkan meriam ke kota Tskhinvali untuk upaya pencaplokan, katanya. "Pada bulan February 2005, Saakashvili menolak semua kesepakatan secara kategori. Dia memilih posisi sama terhadap penyelesaian di Abkhazia tentang Gencatan Senjata yang ditandatanggani di Moskow pada 14 Mei tahun 1994," katanya. Menurut Persetujuan itu di zona sengketa Georgia-Abkhazia telah ditempatkan pasukan penjaga perdamaian bersama, katanya. Ia menambahkan misi pengamatan PBB bagi Georgia telah dibentuk di sana. Pada tahun 2006 Mikhail Saakashvili mengirim pasukan Georgia ke sebagian wilayah Abkhazia. Dengan langkah itu dia melanggar semua persetujuan dan keputusan PBB. "Masa berkuasa Mikhail Saakashvili diwarnai oleh ketidak-mampuannya untuk bersepakat, provokasi yang terus-menurus di wilayah sengketa, serangan-serangan terhadap penjaga perdamaian Rusia," katanya. Rusia berupaya dengan segala cara untuk mendorong penyelesaian sengketa-sengketa ini berdasarkan pengakuan keutuhan wilayah Georgia. "Mengingat amanat rakyat Ossetia Selatan dan Abkhazia, Parlemen dan Presiden kedua Republik ini, pendapat rakyat Rusia dan posisi Parlemen Rusia, Presiden Federasi Rusia mengambil keputusan mengakui kemerdekaan Ossetia Selatan dan Abkhazia," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008