Jenewa, Swiss (ANTARA) - Gletser seperti yang ada di Turki serta Andes, Alpen dan gugusan gunung lain memiliki peran dalam perubahan iklim, demikian bunyi peringatan satu konferensi global pada Kamis (31/10).
Pertemuan Puncak Gunung-Tinggi, yang berakhir di Jenewa mengeluarkan seruan mengenai upaya menghadapi pencairan cepat puncak gunung beku di Bumi dan konsekuensinya.
Pertemuan puncak tiga-hari tersebut yang diadakan oleh World Meteorological Organization mengidentifikasi tindakan prioritas guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan, pengurangan resiko bencana dan penyesuaian diri pada perubahan iklim baik di daerah gunung-tinggi maupun di daerah hilir.
"Kita perlu mengidentifikasi penyelesaian," kata Ketua Bersama Konferensi itu John Pomeroy, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat.
Pomeroy, yang juga adalah Direktur Global Water Futures Initiative, mengatakan kepada Anadolu bahwa pegunungan tinggi di Turki adalah sumber air untuk Sungai Eufrat dan Tigris dan bersama dengan pegunungan tinggi di Lebanon, menyediakan pasokan air mendasar buat Timur Tengah.
Baca juga: Rotasi Bumi melambat gara-gara es mencair
Baca juga: Dalai Lama: perubahan iklim hancurkan "atap dunia" Tibet
"Kalian dapat berkilah bahwa pembangunan sebagian besar peradaban manusia yang kita pelajari adalah untuk mengalirkan air itu ke berbagai daerah yang lebih hangat tempat kita bisa memproduksi makanan."
"Dan juga, perubahan di pegunungan tinggi Turki dan Kaukasus dan pegunungan lain di wilayah tersebut sama dengan yang lain. Perubahan di puncak gunung yang berlapis salju meningkatkan banjir bandang," kata Pomeroy, yang menyatakan Turki akan membuat bendungan di berbagai daerah guna berusaha mengelola air secara berbeda.
Menteri Dalam Negeri Swiss Alain Berset mengatakan kepada konferensi tersebut bahwa dua-pertiga wilayah Swiss diselimuti oleh pegunungan dan berada di "garis depan" perubahan iklim, dan menjadi yang paling parah terkena dampak dibandingkan dengan banyak wilayah lain.
Selama 150 tahun belakangan ini, temperatur rata-rata di Swiss naik sampai dua derajat Celsius, dibandingkan dengan 0,9 derajat di belahan lain dunia.
Sumber: Anadolu Agency
Baca juga: Penyusutan gletser Swiss sulut sasaran baru iklim 2050 May
Baca juga: Sepertiga gletser di Himalaya terancam cair karena perubahan iklim
Baca juga: Arus samudra tingkatkan erosi gletser Kutub Utara
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019