London (ANTARA News) - Harga minyak dunia "rebound" dengan singkat di atas 117 dolar AS pada Selasa, menghapus penurunan awal karena perhatian beralih ke angin ribut (topan) yang dapat mengancam fasilitas energi AS di Teluk Meksiko, kata para pedagang.Kontrak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Oktober, melompat 1,72 dolar AS menjadi 116,83 dolar AS per barrel, setelah pada awal mencapai 117,89 dolar AS.Kontrak London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober bertambah 1,23 dolar AS menjadi 115,26 dolar AS.Harga minyak kembali memantul naik karena Badai Tropis Gustav beekembang menjadi sebuah angin topan pada Selasa."Gustav terus menunjukkan sebuah potensi ancaman terhadap instalasi minyak dan gas di kawasan Teluk dan akan dipantau dengan waspada," para analis Barclays Capital memperingatkan dalam sebuah catatan kepada para nasabahnya.Sementara, perusahaan raksasa energi Inggris-Belanda, Royal Dutch Shell memgatakan pihaknya berencana mengevakuasi beberapa stafnya dari fasilitas Teluk karena ancaman Gustav. "Beradasarkan jalur Gustacv saat ini diperkirakan dapat memasuki Teluk Meksiko akhir pekan ini, kami sedang membuat perencanaan logistik untuk mengevakuasi staf yang tidak penting untuk kegiatan produksi atau pengeboran," kata Shell dalam sebuah pernyataannya. "Evakuasai dapat dimulai pada awal Rabu. Produksi di sana saat ini tidak terpengaruh." Gustav, badai ketujuh yang biasa terjadi pada musim badai di kawasan Atlantik, tengah mengarah ke Dominika dan Haiti dengan membawa angin dengan kecepatan hingga 100 km per jam. Badai ini diperkirakan akan menerjang kawasan Teluk Meksiko. Sejauh ini, belum berpengaruh terhadap fasilitas energi AS. Pada awal Selasa, harga minyak telah turun karena melemahnya data Jerman memicu kekhawatiran tentang pelambatan pertumbuhan ekonomi global dan melemahnya permintaan energi global. Minyak mentah juga merosot akibat menguatnya mata uang AS, yang membuat minyak yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal untuk para pembeli asing sehingga menekan permintaan. Di pasar valuta asing, mata uang tunggal Eropa merosot ke posisi terendah enam bulan 1,4571 dolar, sebuah level yang terakhir terlihat pada Februari, setelah data ekonomi terbesar zona euro dirilis. Harga minyak telah turun dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS pada awal Juli, setelah menembus 100 dolar AS pada awal tahun ini. Para analis mengatakan pelambatan ekonomi di Amerika Serikat, konsumen energi terbesar dunia, telah membantu menahan permintaan minyak, demikian AFP.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008