DKI Jakarta menempati urutan 14 dari seluruh kota yang mengalami inflasi

Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat sebagian harga komoditi di Jakarta mengalami kenaikan sehingga menyebabkan inflasi sebesar 0,21 persen selama Oktober 2019.

“Laju inflasi tahunan 2019 mencapai 2,73 persen,” kata Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga dihubungi di Jakarta, Jumat.

Laju inflasi tahunan Oktober 2018 hingga Oktober 2019 mencapai 3,65 persen.

Baca juga: Tiongkok dominasi kunjungan wisatawan mancanegara ke Jakarta

Buyung menjelaskan dari tujuh kelompok pengeluaran, kelompok makanan jadi penyumbang inflasi tertinggi sebesar 1,01 persen, kelompok kesehatan 0,72 persen, kelompok sandang 0,23 persen, kelompok perumahan 0,14 persen dan kelompok pendidikan 0,10 persen.

Sementara dua kelompok lainnya menyumbang deflasi yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,25 persen dan kelompok transportasi 0,07 persen.

Berdasarkan 462 komoditas yang didata, komoditi penyumbang inflasi dari kelompok makanan jadi yakni mie 0,06 persen, daging ayam ras 0,05 persen dan nasi dengan lauk 0,04 persen

Baca juga: Cabai sebabkan deflasi DKI Jakarta di September 2019

Buyung menyatakan inflasi di DKI Jakarta peringkat pertama jika dibandingkan daerah satelit yang berada di sekitar yakni Kota Tanggerang sebesar 0,18 persen dan Kota Bogor sebesar 0,16 persen. Sementara dua daerah lainnya mengalami deflasi yakni Kota Bekasi sebesar 0,08 persen dan Kota Depok sebesar 0,09 persen.

Dari 82 kota yang diteliti sebanyak 42 kota mengalami Inflasi. Inflasi tertinggi adalah Kota Manado sebesar 1,22 persen dan kota Pematang Siantar mengalami deflasi terendah 0,01 persen.

“DKI Jakarta menempati urutan 14 dari seluruh kota yang mengalami inflasi,” ujar Buyung.

Pewarta: Fauzi
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019