Rilis data inflasi yang rendah menandakan bahwa optimistis tentang pertumbuhan ekonomi kedepan akan semakin baikJakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ditutup menguat pasca rilis data inflasi Oktober.
Rupiah ditutup menguat 4 poin atau 0,3 persen menjadi Rp14.039 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.043 per dolar AS.
"Rilis data inflasi yang rendah menandakan bahwa optimistis tentang pertumbuhan ekonomi kedepan akan semakin baik, walaupun kondisi global terutama perang dagang dan Brexit yang masih belum ada penyelesaian secara pasti," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.
Rilis data inflasi Oktober tidak sesuai dengan ekspektasi para analis yaitu inflasi bulanan di 0,02 persen (MoM) sementara ekspektasi 0,12 persen, inflasi tahunan 3,13 persen (YoY) dari ekspektasi 3,2 persen dan inflasi inti tahunan 3,2 persen dari ekspektasi 3,3 persen.
Ibrahim menuturkan, upaya pemerintah yang akan segera melakukan reformasi di segala bidang terutama reformasi di bidang perpajakan, perijinan dan birokrasi yang sepertinya akan segera terlaksana, menjadi sentimen positif bagi rupiah.
"Selain itu, Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar valas dan saham-saham hipotik atau obligasi di perdagangan DNDF yang sudah berjalan sampai saat ini dan membantu menstabilkan mata uang garuda kembali stabil di harga yang wajar," ujar Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.060 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.037 per dolar AS hingga Rp14.071 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.066 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.008 per dolar AS.
Baca juga: BI sinyalkan ada peluang rupiah menguat ke bawah Rp14.000
Baca juga: Rupiah melemah seiring sinyal beragam dari The Fed
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019