Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) beserta Departemen Agama dan organisasi keagamaan menjalin kerja sama peningkatan program KB.Kepala BKKBN Sugiri Syarief di Jakarta, Senin malam, mengatakan, program KB untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk dan mewujudkan keluarga sejahtera membutuhkan keterlibatan semua pihak."Tahun 1970 jumlah penduduk kita 120 juta jiwa dan menurut hasil prediksi tahun 2007 sekarang sudah mencapai 227 juta jiwa. Kalau kita tidak melakukan sesuatu maka pada 2050 nanti jumlahnya bisa menjadi 500 juta jiwa," katanya.Ia mengingatkan beberapa indikator kependudukan seperti tingkat fertilitas total, laju pertumbuhan penduduk dan partisipasi KB saat ini menunjukkan potensi terjadinya ledakan kelahiran bayi tahap kedua cukup besar. "Data menunjukkan pasangan usia subur muda yang ikut KB lebih kecil dibanding pasangan usia subur yang sudah tua. Perbandingannya 60 persen dan 40 persen," katanya. Oleh karena itu, katanya, semua pihak harus terlibat dalam upaya pengendalian penduduk dan pembentukan keluarga sejahtera melalui program KB. BKKBN pun telah berusaha merangkul pemangku kepentingan terkait untuk ikut berperan dalam pelaksanaan program kependudukan dan keluarga berencana. Untuk meningkatkan partisipasi lembaga dan organisasi keagamaan dalam program KB, BKKBN antara lain telah membuat kesepakatan dengan Departemen Agama dan Kanwil Departemen Agama provinsi tentang advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi program keluarga berencana melalui lembaga keagamaan. Sekretaris Dirjen Bimas Islam Departemen Agama Muzakir mengatakan pihaknya pun menaruh perhatian dan berkomitmen untuk terlibat dalam pelaksanaan program keluarga sejahtera BKKBN. "Kami melakukan pembinaan masyarakat Islam, termasuk diantaranya penyuluhan program keluarga sakinah, keluarga berencana bagi calon pengantin," katanya. Sebelumnya pemuka agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu telah sepakat berperan aktif dalam upaya pengendalian kependudukan dan pembentukan keluarga sejahtera.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008