Semua petani sangat senang jika NTP mengalami kenaikan, namun tidak demikian halnya pada saat terjadi penurunan
Makassar (ANTARA) - Nilai tukar petani (NTP) Provinsi Sulawesi Selatan yang berada di angka 103,27 persen pada September 2019 naik menjadi 103,59 poin atau telah meningkat 0,31 persen lebih pada Oktober 2019.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan Yos Rusdiansyah di Makassar, Jumat, mengatakan semua petani sangat senang jika NTP mengalami kenaikan, namun tidak demikian halnya pada saat terjadi penurunan.
"Kalau NTP naik pastinya petani senang. Tapi fluktuasi itu biasa apalagi angkanya tidak terlalu besar," ujarnya.
Ia menjelaskan perbandingan indeks harga yang diterima petani (IT) terhadap indeks harga yang dibayar petani (IB) menjadi indikator naik atau turunnya nilai jual.
Ia menyatakan tiga subsektor mengalami penurunan NTP dan dua subsektor mengalami kenaikan NTP. Kenaikan NTP terjadi pada subsektor tanaman pangan dan subsektor tanaman perkebunan rakyat.
Menurut dia NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada Oktober 2019, NTP di Sulawesi Selatan secara umum mengalami kenaikan sebesar 0,31 persen dibandingkan bulan sebelumnya, demikian Yos Rusdiansyah.
Baca juga: Nilai tukar petani Sulsel naik 0,43 persen
Baca juga: Petani muda Sulsel akan tanam jagung 30 ribu ha
Baca juga: Petani tebu Sulsel bentuk DPD APTRI
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019