Sleman (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terutama potensi bencana hidrometeorologi pada musim pancaroba hingga musim hujan tahun ini.
"Bila belajar dari pengalaman yang lalu, hampir seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Sleman diterjang angin kencang hingga mengakibatkan banyak pohon tumbang dan bangunan rusak," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Jumat.
Menurut dia, untuk wilayah Kabupaten Sleman, musim hujan diperkirakan terjadi pada minggu-minggu pertama November.
Baca juga: BPBD Banjarnegara imbau warga waspadai angin kencang
Baca juga: Tiga rumah di Langkat rusak diterjang angin kencang
"Kemungkinan pada musim pancaroba ini akan menimbulkan angin kencang hingga puting beliung sehingga diperlukan berbagai langkah antisipasi," katanya.
Ia mengatakan, selain memetakan daerah yang punya potensi bencana tinggi, BPBD juga berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman untuk melakukan pemangkasan pohon perindang jalan yang punya potensi roboh saat diterpa angin.
"Sejak awal kami sudah berkoordinasi dengan DLH untuk melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon agar tidak membahayakan pengguna jalan," katanya.
Makwan mengatakan, selain pohon tumbang, yang harus diwaspadai adalah keberadaan konstruksi baliho dengan ukuran besar.
"Jika konstruksi baliho tidak kuat dikhawatirkan akan roboh saat ada angin kencang. Jadi kami imbau agar pengendara hati-hati saat melintas di jalan yang banyak pohon dan baliho," katanya.
BPBD Sleman, kata dia, juga mempersiapkan bronjong untuk antisipasi longsor atau talud sungai jebol jika terjadi banjir di sejumlah aliran sungai.
"Kami siapkan sebanyak 400 bronjong. Sebagian bahkan sudah didistribusikan untuk penguatan tanggul sungai," katanya.
Ia mengatakan, warga yang rumahnya berada di atas tebing sungai juga diimbau agar waspada. Sebab, saat musim hujan menambah debit air dan aliran air sungai menjadi semakin deras, sehingga berpotensi menggerus tebing sungai.
"Kalau seperti ini dampaknya longsor, jadi kami imbau kepada masyarakat yang berdekatan dengan tebing sungai agar waspada," katanya.
Kepala Kelompok Analisa dan Prakiraan Cuaca Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geologi (BMKG) Yogyakarta Sigit Hadi Prakosa menjelaskan bahwa dalam beberapa hari ke depan diprediksi masih berpotensi terjadi hujan disertai angin kencang.
"Cuaca ekstrem masih akan terjadi selama puncak musim hujan. Kami prediksi sampai April 2020 potensi itu masih ada," katanya.
Ia mengatakan, saat awal pancaroba wilayah Sleman bagian utara yakni Kecamatan Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Sleman dan Ngaglik berpotensi tinggi terjadi angin kencang.
Baca juga: Akademisi ingatkan pentingnya antisipasi bencana angin kencang
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019