Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah seiring sinyal beragam (mixed signal) dari bank sentral AS The Federal Reserve.

"Turunnya suku bunga The Fed tidak membantu mempertahankan sentimen positif di pasar global karena di saat yang sama The Fed memberikan ‘mixed signal’ yang mengindikasikan kebijakan suku bunganya akan tertahan," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat.

Sementara itu, pelaku pasar mempunyai ekspektasi masih ada kebijakan menurunkan suku bunga di masa mendatang, ditambah politik dalam negeri AS terkait pengajuan pemakzulan oleh Partai Demokrat.

Terkait perang dagang, pejabat China mengisyaratkan untuk tidak mempunyai ekspektasi yang berlebihan terkait kesepakatan dagang antara AS-China yang rencananya akan ditandatangani pada 15-16 November 2019.

"Berbagai ketidakpastian ini membuat pelaku pasar kembali pesimis kendati data "consumer spending" tercatat naik 0,2 persen yoy pada September 2019," ujarnya.

Lana memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.050 per dolar AS hingga Rp14.070 per dolar AS.

Pada pukul 11.05 WIB, rupiah melemah 13 poin atau 0,1 persen menjadi Rp14.056 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.043 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.066 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.008 per dolar AS.


Baca juga: Rupiah Jumat pagi melemah 22 poin
Baca juga: Rupiah Kamis sore ditutup melemah
Baca juga: Rupiah menguat pasca The Fed turunkan suku bunga

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019