OJK berkomitmen untuk melakukan pengembangan infrastruktur secara berkesinambungan

Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerapkan sistem pendaftaran elektronik (electronic registration/e-registration) untuk memproses pernyataan pendaftaran atas penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) di pasar modal.

"Seiring dengan tuntutan perkembangan industri 4.0, OJK berkomitmen untuk melakukan pengembangan infrastruktur secara berkesinambungan. Implementasi penyampaian pernyataan pendaftaran melalui sistem perizinan dan registrasi terintegrasi (SPRINT) modul e-registration dan integrasi pelaporan melalui sistem pelaporan elektronik bagi emiten dan perusahaan publik (SPE) merupakan contoh program strategis OJK dalam pengembangan infrastruktur pasar modal,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Hoesen dalam peluncuran E-Registration HMETD seperti disampaikan melalui keterangan resmi yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.

Penerapan sistem pendaftaran elektronik tersebut merupakan kelanjutan dari penerapan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 58/POJK.04/2017 tentang Penyampaian Pernyataan Pendaftaran dan Pengajuan Aksi Korporasi Secara Elektronik, yang dilaksanakan sebagai bagian program pendalaman pasar di sektor pasar modal dan untuk memberikan kemudahan sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan OJK.

Baca juga: OJK harapkan investor pasar modal tidak hanya berpusat di Jawa

Saat ini, sistem penyampaian pernyataan pendaftaran dan pengajuan aksi korporasi secara elektronik telah diimplementasikan untuk pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum efek bersifat ekuitas, efek bersifat utang atau sukuk dan penawaran umum berkelanjutan efek bersifat utang dan/atau sukuk.

Melalui pendaftaran elektronik ini, dokumen pernyataan pendaftaran dapat disampaikan kepada OJK secara elektronik, dimana saja dan kapan saja tanpa harus menyampaikan dokumen dalam bentuk cetak (hard copy). Penyampaian tersebut dilakukan dengan menggunakan website OJK melalui sistem pendaftaran dan registrasi terintegrasi (SPRINT OJK).

Sejak diberlakukannya POJK Nomor 58/POJK.04/2017 tersebut, telah terdapat 172 pernyataan pendaftaran yang dilakukan melalui SPRINT modul e-registration.

Dalam rangka persiapan penerapan SPRINT modul e-registration HMETD ini, OJK melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada 681 peserta yang mewakili emiten dan perusahaan publik di Jakarta.

Hoesen menyampaikan bahwa OJK akan menerbitkan surat pemberitahuan yang isinya pemberlakuan SPRINT modul e-registration HMETD dengan melalui masa industrial test terlebih dahulu pada November dan Desember 2019 dan akan dinyatakan wajib berlaku untuk semua pernyataan pendaftaran dalam rangka penambahan modal dengan memberikan HMETD per 1 Januari 2020.

Hoesen juga menyampaikan bahwa dalam waktu dekat OJK akan menerapkan electronic Indonesia public offering (e-IPO) yang diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam hal percepatan dan efisiensi Penawaran umum, pembentukan harga penawaran umum yang lebih transparan serta perluasan akses investor pada pasar perdana.

Implementasi SPRINT, integrasi pelaporan melalui sistem pelaporan elektronik bagi emiten dan perusahaan publik (SPE) serta e-IPO tersebut, merupakan salah satu inisiatif OJK dalam rangka mengimbangi tuntutan perkembangan industri 4.0.

Kegiatan sosialisasi ini ditujukan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh sekaligus untuk memperoleh masukan dari para peserta sosialisasi terkait penerapan e-registration HMETD serta meningkatkan kesadaran terhadap pemberlakuan sistem tersebut.

Selain di Jakarta, OJK juga akan melakukan sosialisasi lanjutan kepada emiten dan perusahaan publik yang berada di kawasan Indonesia timur dengan mengambil tempat di Surabaya.

Baca juga: OJK sebut literasi pasar modal di Indonesia baru mencapai 4,4 persen
Baca juga: OJK sasar pembayar pajak besar dan debitur bank jadi emiten tahun ini

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019