Dampak yang dirasakan masyarakat yaitu jarak tempuh untuk menjual hasil bumi ke pusat ibu kota kabupaten atau kecamatan lainnya justru bertambah

Meulaboh (ANTARA) - Aktivitas perekonomian masyarakat di Kecamatan Kaway XVI dan Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, dipastikan terganggu setelah satu unit jembatan rangka baja di kawasan Desa Sawang Teubee, Kecamatan Kaway XVI, pada Kamis (31/10) siang ambruk akibat meluapnya aliran sungai di daerah itu.

"Dampak yang dirasakan masyarakat yaitu jarak tempuh untuk menjual hasil bumi ke pusat ibu kota kabupaten atau kecamatan lainnya justru bertambah," kata Camat Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat, Fadlian Syahputra, Kamis (31/10) malam.

Menurutnya, salah satu sumber pendapatan ekonomi masyarakat di daerah itu bertumpu pada aneka hasil kebun, pertanian, palawija, serta aneka hasil bumi lainnya yang dijual setiap kali panen, untuk menambah sumber pendapatan keluarga.

Sebelum jembatan ini ambruk, masyarakat di Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat, yang ingin menjual aneka hasil kebun dan komoditas lainnya ke Kecamatan Pante Ceureumen, hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit hingga satu jam lamanya.

Namun dengan rusaknya jembatan tersebut, maka dipastikan jarak tempuhnya ikut bertambah di atas satu jam.

Mengingat masyarakat harus mengambil jalur alternatif lainnya guna menempuh ke kecamatan lain, termasuk sebaliknya dari Kecamatan Pante Ceureumen menuju ke Kecamatan Kaway XVI atau ke Meulaboh, Ibukota Kabupaten Aceh Barat.

Dengan putusnya sarana transportasi di daerah ini, pihaknya mengimbau masyarakat agar bersabar karena saat ini Pemerintah Kabupaten Aceh Barat terus berupaya melakukan perbaikan agar akses masyarakat di daerah tersebut ke depan tidak lagi terganggu.

Baca juga: Di Aceh Barat, banjir putuskan satu jembatan rangka baja

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019