Permatang Pauh, Malaysia (ANTARA News) - Pemungutan suara dalam pemilihan umum Malaysia, Selasa, dibuka dengan perkiraan kembalinya pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim ke parlemen, setelah absen selama sepuluh tahun. Anwar, mantan wakil perdana menteri yang dipecat pada 1998 dan dijatuhi hukuman karena tuduhan sodomi dan korupsi, mendapatkan kursi dari kampung halamannya Permatang Pauh, Negara Bagian Penang, dari 1982-1999. Seorang wartawan AFP di tempat pemungutan suara Penanti, tempat Anwar memberikan suaranya mengatakan, bahwa pemungutan suara berlangsung aman, dalam cuaca bagus yang diperkirakan akan meningkatkan partisipasi pemilih yang mendukung pemimpin oposisi itu. Keamanan dijaga ketat oleh 200 polisi yang ditugaskan di tempat pemungutan suara Penanti saja, di antara sekitar 4.500 polisi yang digelar di tengah-tengah adanya tuduhan-tuduhan gangguan dan serangan-serangan terhadap pendukung kedua pihak. lelaki 61 tahun itu menuduh pemerintah melakukan banyak kampanye dengan cara-cara yang kotor untuk merusak citranya, termasuk pembelian suara dan menggunakan ketegangan rasial, namun juga mengatakan bahwa meskipun demikian dia yakin akan menang. Anwar menghadapi tuduhan-tuduhan sodomi baru yang diajukan oleh pembantu lelakinya yang berumur 23 tahun, yang menurutnya adalah rancangan pemerintah untuk merintangi ambisinya menguasai pemerintahan dengan bantuan para anggota parlemen pemerintah yang membelot. Pemungutan suara dibuka pukul 08:00 waktu setempat dan akan ditutup pada pukul 17:00 sore. Hasilnya diperkirakan akan diumumkan pada pukul 22:00 waktu setempat. Terdapat sejumlah 58.459 pemilih di Pematang Pauh. Mereka mengatakan diperkirakan Anwar akan menang, namun kampanye negatif pemerintah mungkin akan berdampak pada perolehan kemenangannya, yang akan terlihat pada indikator kemampuannya untuk mengatasi tuduhan korupsi. Meskipun demikian, kampanye 10 hari yang dilakukan Anwar cukup banyak mendapat dukungan, termasuk rapat umum yang diikuti puluhan ribu orang pada Senin malam. Roslie Ismail, seorang pekerja pabrik berumur 37 tahun yang menghadiri rapat umum dan kemudian datang ke tempat pemungutan suara Penanti untuk memberikan suaranya, namun dia menolak pemerintah koalisi yang dipimpin oleh Organisasi Kebangsaan Malaysia Bersatu (UMNO). "Saya akan memilih Anwar, dia mewakili suara rakyat. Insya Allah dia akan menang," katanya kepada AFP. "Saya tidak terlalu percaya pada UMNO karena adanya korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2008