Semarang (ANTARA News) - Dirut PT Sucofindo, Arif Safari, mengatakan pihaknya akan mengaudit secara rutin proses seleksi taruna Akademi Kepolisian (Akpol) kendati lembaga pendidikan Polri ini telah meraih ISO 9001: 2000 untuk sistem manajemen mutu. "Tim audit Sucofinco akan terus awasi setiap tahun," katanya di sela-sela acara sidang terbuka penerimaan taruna Akpol tahun 2008 di kampus Akpol, Semarang, Senin. Ia menyatakan perbaikan untuk arah yang lebih baik akan tetap dilanjutkan kendati ISO telah diraihnya. Menurut dia, Polri tidak mudah untuk mendapatkan ISO karena melalui proses yang cukup panjang dengan melibatkan dukungan dari berbagai pihak. "Kami tahun 2007 sudah terlibat dalam evaluasi rekrutmen namun masih ada yang harus dilengkapi," katanya. Dengan bantuan berbagi pihak, katanya, kekurangan dalam seleksi Akpol 2007 dapat diperbaiki di tahun 2008 sehingga layak untuk disertifikasi ISO 9001: 2000. "Kami bangga ikut mendukung good governance (pemerintahan bersih). Kami apresiasikan atas komitmen Polri yang mampu mengubah proses penerimaan calon taruna menjadi bersih, akuntabel dan humanis," ujarnya. Ia mengatakan perubahan di tubuh Polri memang mendapat resistensi dari pihak lain yang merasa tersingkir dengan pola seleksi yang transparan. "Dengan komitmen tinggi, setiap resistensi dapat diatasi," katanya. ISO bagi Polri tidak saja untuk memuaskan para taruna tapi telah menjadi kebutuhan bagi setiap instansi untuk menyempurnakan mutu. Hingga kini Sucofindo telah memberikan sertifikat ISO kepada 1000 organisasi dan instansi termasuk empat ISO untuk sistem managemen pengamanan. Wakapolri Komjen Pol Madmanagara dalam acara itu menegaskan, proses penerimaan taruna Akpol 2008 dijamin secara profesional dan tidak satu pun yang mengeluarkan uang suap. "Kita berharap semua masyarakat ikut mengawasi proses penjaringan calon taruna. Soal duit-duit, itu sudah tidak ada lagi," katanya. Proses seleksi taruna Akpol 2008 ini, katanya, juga mampu meraih ISO 9001: 2000 untuk sistem managemen mutu sebagai jaminan bahwa seleksi berlangsung secara transparan, akuntabel dan humanis. "Tahun 2007, seleksi taruna dapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI), tahun 2008 kita dapat ISO. Tahun 2009, kita pertahankan ISO," katanya. Ia mengatakan jika Polri tidak mampu menjaga mutu seleksi taruna maka bisa saja ISO yang diberikan akan dicabut dan jika itu benar terjadi maka nama baik Polri akan jatuh di mata masyarakat. "Dicabutnya ISO itu lebih menyakitkan. Ini beda dengan saat meraih yang diwarnai suasana gembira," ujarnya. Jika di masa mendatang, ada masyarakat yang mempertanyakan konsisten Polri karena tidak lagi seperti standar ISO, maka polisi akan dinilai tidak konsisten. "Saya minta semua pihak ikut awasi proses seleksi demi kepentingan bangsa dan negara," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008